Pedagang di pasar tradisional sedang mengupas bawang merah. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Harga bawang merah dan bawang putih melambung. Harganya mencapai Rp 41.000 per kg untuk bawang merah dan Rp 45.000 per kg untuk bawang putih. Kenaikan harga bahan pangan ini sudah terjadi hampir sebulan.

Penyebabnya karena harga di tingkat produsen atau petani memang tinggi Rp 35.000 per kg. Sementara pasokan dari luar pulau untuk menutupi kebutuhan di dalam Bali distribusinya juga tersendat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan I Wayan Jatra mengatakan, harga bawang merah memang melambung. Di tingkat petani harganya juga tinggi yaitu Rp 35.000 per kg. Untuk itu Dinas Ketahanan Pangan melakukan bazaar murah untuk memotong rantai distribusi ini. “Di produsen memang harganya tinggi sementara pasokan dari luar Bali juga minim,” ujarnya.

Baca juga:  Stok Blangko E-KTP Terancam Kosong

KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) yang sebelumnya telah diinstruksikan menanam cabai saat harga cabai tinggi juga akan diinformasikan untuk menanam bawang merah. Dengan suksesnya setiap rumah tangga menanam cabai kemudian harga cabai tak lagi bergejolak, membuatnya optimis dengan kondisi harga bawang saat ini bisa stabil jika dilakukan upaya serupa.

Gerakan menanam bawang merah diakui sudah dilakukan sejak 2018, namun hanya di Buleleng. Tahun ini anggaran untuk menanam cabai akan dialihkan sebagian untuk gerakan menanam bawang. Bazaar murah juga akan digelar di tempat-tempat strategis seperti di lapangan, dan lainnya.

Baca juga:  Karena Ini, Petani Bangli Kurang Tertarik Tanam Bawang Putih

Kepala Bulog Divisi Regional Bali Yosef Wijaya mengatakan, Bulog mengadakan operasi pasar untuk menstabilkan harga. Dikatakan harga bawang di tingkat petani memang mahal.

Bawang merah di tingkat petani ia beli dengan harga Rp 35.000 per kg, dijual dengan harga Rp 36.000 – Rp 37.000 per kg. Sementara bawang putih Rp 36.000 per kg, dijual dengan harga Rp 38.000 per kg. Bawang merah untuk stok Bulog dibeli dari distributor di Bali sedangkan bawang putih diimpor.

Baca juga:  Turun, Kunjungan Wisman ke Tanah Lot

Produksi bawang merah di Bali jumlahnya tetap, namun memang karena belum panen sehingga pasokan sedikit. Ketika pasokan sedikit, biasanya pasokan dari luar yang akan mengisi kebutuhan. Ia menduga stok dipermainkan, dikeluarkan sedikit-sedikit oleh distributor.

Diharap sebelum bulan puasa, pasokan bawang untuk stok Bulog segera diisi oleh pemerintah pusat. Selain itu ia juga akan meminta ke gudang bawang Bulog di Brebes. karena di sana ada 10 unit CAS (mesin penyimpanan bawang) yang dapat menyimpan bawang hingga 6 bulan ke depan. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *