Salah satu titik untuk berswafoto yang dibangun Desa Antap. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wisata agro adalah bagian dari sektor pariwisata andalan saat ini dan di masa depan. Berkembangnya wisata agro memberikan gambaran bahwa sektor pertanian semakin strategis dalam mendukung sektor ekonomi lainnya.

Sekretaris Jendral Kementerian Pertanian (Kementan) Ir. Syukur Iwantoro, MS.,MBA., mengatakan, pertanian tidak hanya sebagai penyedia bahan pangan dan energi, sektor ini juga memberikan sumbangan terhadap kemajuan dan berkembangnya sektor pariwisata di tanah air. Itu berarti sumbangan sektor pertanian tidak hanya bisa dilihat dari PDB sektor pertanian sempit yang notabene pangsanya semakin menurun, tapi sektor pertanian juga memberikan sumbangan terhadap PDB sektor pariwisata tanah air, selain PDB sektor jasa, industri, dan perdagangan.

Baca juga:  Gorilla dan Pekak Brayut Sebabkan Sawah Terasering Ini Pikat Ratusan Wisatawan

“Sektor pertanian tidak hanya berbicara tentang memenuhi kebutuhan pangan tapi pangan nasional memang keharusan dalam rangkaian pembangunan pertanian yang menghasilkan produk pangan dan pertanian. Oleh karena itu penguatan kekuatan pangan tetap menjadi agenda rancangan renstra Kementan lima tahun mendatang,” ungkapnya saat FGD peningkatan nilai tambah sektor pertanian melalui pengembangan wisata agro, Minggu (28/4).

Namun selain peningkatan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah sektor pertanian juga menjadi salah satu kunci dalam RPJMN dan renstra lima tahun ke depan. Pemanfaatan jasa lingkungan pertanian melalui wisata agro menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan kesejahteraan petani, selain dengan hasil pertaniannya.

Diharapkan melalui pengembangan wisata agro, petani dapat terlibat sehingga mendapatkan penghasilan tambahan dari jasa lingkungan pertanian yang mereka lakukan.

Baca juga:  2016, 300 Hektar Lahan Sawah Gagal Panen

Ketua DPD Asosiasi Wisata Agro Indonesia (AWAI) Bali Bagus Sudibya mengatakan, pertanian dan pariwisata ada saatnya secara bahu membahu bersinergi untuk mengembangkan kedua sisi. Tidak hanya dinikmati pariwisata tapi juga pertanian.

Melalui pengembangan wisata agro, ia meyakini sektor pertanian khususnya di Bali ajan semakin bergairah. “Tugas kita adalah bagaimanan pertanian ini supaya dia benar-benar bisa secara terpadu, sustainable bersama-sama dengan pariwisata membangun Bali ini. Jadi sekarang kita mulai berpikir dari hulu,” ujarnya.

Pertanian membutuhkan lahan dan ketersediaan air yang cukup. Lahan pertanian ini perlu rancangan atau masterplan detil tentang peta produk pertanian dan jumlahnya yang ada di Bali yang akan digunakan untuk mendukung pariwisata.

Baca juga:  Sambut Open Border, Satpol PP Imbau Prokes di Ubud dan Bedulu

AWAI, lanjutnya, akan memetakan petani dan lahan yang bisa digunakan untuk agro wisata. Petani yang ingin beraktivitas tidak hanya di bidang pertanian, tapi juga ingin meningkatkan produk pertaniannya menjadi agrowisata, akan dibantu pemahaman, pelatihan cara mengelola agro wisata yang professional yang bisa menarik kunjungan wisatawan.

Dengan lembaga pendidikan, pemilik Bagus Agro Pelaga ini juga akan menyiapkan petani yang terampil, tahu kebutuhan pariwisata akan produk pertanian. Juga tahu cara meningkatkan nilai tambah dari produk pertanian yang selama ini kadang musim tertentu over supply dan terkadang ketersediaan kurang. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *