MANGUPURA, BALIPOST.com – Para pedagang yang terkena musibah kebakaran beberapa waktu lalu, terpaksa membuka lapak dagangannya di depan ruko yang bekas terbakar, Rabu (3/5). Hal ini lantaran tidak adanya relokasi untuk para pedagang, pasca terbakarnya 15 ruko di Pasar Desa Adat Blahkiuh, Abiansemal, Badung.
“Kami tidak ada relokasi, mereka sudah dari Selasa lalu berjualan di depan ruko bekas terbakar,” katanya Nyoman Agus Ardana selaku Bagian Urusan Pasar Desa Adat Blahkiuh, Abiansemal, Badung, Rabu (3/5).
Dikatakannya, sebagian pedagang sebelumnya memang ada yang membawa pulang barang dagangnnya setelah terjadi kebakaran. Sayangnya, menurut Agus Ardana, memang tidak ada relokasi bagi para pedagang yang kena musibah itu. Sehingga, para pedagang terpaksa membuka lapak persis di depan ruko terbakar itu.
Menurutnya, di pasar tersebut terdapat sebanyak 86 ruko, dengan jumlah pedagang yang terdaftar sebanyak 460 pedagang.
Sedangkan 15 ruko yang terbakar, posisinya berada di depan. “Saat ini, ada juga para pedagang membuka lapak di emper-emper ruko dan juga di dalam pasar,” ungkapnya.
Ditambahkannya, sejak Rabu perbaikan ruko sudah mulai dikerjakan. Namun menurutnya, perbaikan ruko tersebut hanya bersifat sementara. Sedangkan, untuk biaya perbaikan, semuanya ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Badung. Hal itu sesuai dengan apa yang sempat disampaikan oleh Wakil Bupati Badung. “ Tahun 2018 baru ada revonasi total untuk seluruh Pasar. Semua biaya dan desainnya itu dari Pemkab Badung. Untuk saat ini hanya perbaikan 15 ruko yang terbakar saja dulu,” paparnya.
Untuk kedepan, pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap instalasi listrik yang ada di areal pasar. Karena menurutnya, instalasi listrik memang sangat rawan dan menjadi pemicu kebakaran. Selain itu, pihaknya juga akan terus dilakukan pengecekan serta memperketat pengamanan pasar. “Pasca kebakaran kami akan melakukan pengecekan instalasi listrik serta memperketat keamanan,” jelasnya. (yudi kurnaedi/balipost)