GIANYAR, BALIPOST.com – Pembaruan trofi Piala Presiden yang merupakan hasil karya seniman Gianyar menimbulkan pertanyaan dari masyarakat. Salah satunya datang dari Wayan Gede Hari Putra, seorang pegiat olahraga di Gianyar.
Menurutnya, pembaruan hasil karya seni milik seniman patung asal Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini tanpa ada pemberitahuan dari pihak PSSI maupun pemerintah. “Jangankan perhatian berupa penghargaan atas karyanya, pemberitahuan perbaikan saja tidak ada,” kata warga Gianyar, Jumat (10/5).
Pembaruan trofi Piala Presiden terlihat dari kejuaraan Piala Presiden 2019. Ada sentuhan perak dalam trofi buatan seniman patung IB Ketut Lasem. “Kasian hasil karya seniman dan senimannya diputus begitu saja tanpa ada perhatian berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu, seniman IB Ketut Lasem juga tidak mengetahui hasil karyanya dilakukan perbaikan oleh seniman lain. Sejak trofi Piala Presiden itu diserahkan pada 2015, pemerintah maupun PSSI tidak ada kontak dengan dirinya. “Saya hanya melihat trofi itu dari televisi,” katanya.
Bagi seniman yang berkarya sejak tahun 1954 ini, jangankan mendapatkan penghargaan berupa royalti, karyanya dinikmati oleh orang lain dan orang lain menjadi senang, itu sudah menjadi kebanggaan. Namun atas perbaikan yang dilakukan terhadap trofi yang dibuatnya, ia berharap setidaknya ada koordinasi dengan konseptornya.
Ia menuturkan, trofi piala presiden itu dibuat dari kayu jati Bojonegoro, setinggi 50 cm. Trofi itu dibuat selama dua bulan di workshopnya. Dirinya membuat trofi tersebut setelah melewati seleksi dari panitia, dengan pesaingnya empat seniman patung di Gianyar. (Agung Dharmada/balipost)
Sepatutnya ada apresiasi dari pihak PSSI dan juga jangan sampe melupakan siapa yang membuat TROPI PIALA PRESIDEN itu. ibarat kacang melupakan kulitnya. kisruh PSSI menjadi salah satu penyebabnya, sangat disayangkan hal seperti ini terjasi. seniman yang membuat piala presiden itu menumpah segala pikiran untuk membuatnya. jangan hanya bertumpu pasa masalah yang menerpa PSSI sekarang PSSI melupakan hal yang penting seperti ini.
Sangat diharapkan perwakilan atau PLT Ketum PSSI sekaran BP Iwan Budianto untuk menemui seniman yang membuat PIala Presiden tersebut.