DENPASAR, BALIPOST.com – Andika Anggara (27) merasa terpukul dengan kepergian anak bungsunya. Anak perempuannya yang masih berusia 3 bulan itu diduga meninggal saat dititipkan di TPA.
Ditemui, Jumat (10/5), di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Andika menuturkan, polisi akan melakukan otopsi pada bayinya, Sabtu (11/5). Sebab, masih menunggu kondisi mayat bayi yang keras karena disimpan di cooling unit.
Kejadian yang diketahui Kamis sore hari itu berproses hingga malam di RS Bros. Pada pukul 22.00 Wita, barulah jasad bayi dikirim ke Instalasi Forensik RSUP Sanglah.
Dari hasil pemeriksaan visum di RS Bros, jelas Andika, tidak ada tanda kekerasan. Namun jasad anaknya pada wajah dan tangannya membiru yang menandakan kehabisan oksigen.
Di Tempat Penampungan Anak (TPA) itu ia menitipkan dua anaknya. Anak pertama yang berusia 2,5 tahun dititip bersamaan dengan adiknya (korban) yang berusia 3 bulan. Andika sudah memakai jasa penitipan anak itu lebih dari satu bulan.
Tidak ada tanda janggal yang ia alami ketika menitipkan anaknya. “Awalnya satu bulan menitip tidak ada masalah, tapi kemarin, saya kaget dengar kabar anak saya masuk rumah sakit,” ungkapnya.
Ia menitipkan kedua anaknya lantaran dirinya dan istri harus bekerja, begitu juga kakek dan neneknya. Pertama kali mengetahui TPA tersebut hanya dari instagram yang memuat promo-promo keceriaan anak.
Ia tahu TPA juga dilengkapi CCTV. Namun setelah kejadian ini, pihak TPA dikatakannya tidak memberikan izin pada pihak keluarga korban untuk mengaksesnya. (Citta Maya/balipost)