SINGARAJA, BALIPOST.com – Seorang nelayan Kadek Ariasa (35), warga Dusun Dauh Margi, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng diduga hilang setelah melaut pada Senin (13/5) sore. Ariasa yang masuk anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Gunung Desa Pemaron itu diketahui hilang, setelah perahu bersama perlengkapan mancing ditemukan di perairan Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Selasa (14/5).
Belum diketahui penyebab korban hilang. Diduga bapak dua anak itu mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang dari lokasi mancing di laut lepas.
Kabar hilangnya Ariasa diterima keluarga dan kerabatnya setelah ada nelayan dari Kubutambahan menyampaikan penemuan perahu milik korban. Saat ditemukan, perahu tanpa awak itu masih berisi perlengkapan pancing dan box berisi ikan yang diduga hasil tangkapan milik korban.
Temuan itu, kemudian dilaporkan kepada personel Polisi Perairan (Polair) Polres Buleleng dan diteruskan ke Pos SAR Buleleng. Pihak keluarga korban yang mengenali perahu itu milik korban, juga langsung melakukan pencarian ke tengah laut.
Saduara besannya, Putu Ardika menceritakan, korban bersama kakaknya Putu Sukiada (40) sepakat untuk berangkat mancing ke tengah laut. Meski sepakat melaut, namun korban memilih menurunkan jukung lebih awal sekitar pukul 16.00 Wita.
Karena lokasi mancing berbeda, kakaknya berangkat menyusul beberapa menit kemudian. Setelah larut malam, korban tidak kunjung pulang ke rumahnya. Biasanya korban kembali dari tengah laut pada tengah malam.
Sementara, kakaknya sudah kembali daratan. Saat ditanya terkait kondisi korban, sang kakak mengaku tidak bertemu pada saat di laut.
Justru, saudara kandungnya itu terkejut setelah mengetahui korban tidak pulang ke rumah. Mendapat kabar itu, Ardika bersama istri korban Ni Luh Sukertiasih panik dan meminta tolong untuk membantu mencari korban.
Selain melaporkan kepada petugas berwenang, Ardika mengaku rekan sesama nelayan berusaha ikut mencari ke tengah laut. Dengan menggunakan dua perahu, nelayan mencari korban menyusuri lokasi rumpon (rumah ikan) yang sering dijadikan lokasi mancing oleh korban.
Koordinator Pos SAR Buleleng, Dewa Hendri mengatakan, laporan kejadian diterima Selasa sekitar pukul 10.30 Wita. Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan mengumpulkan keterangan keluarga korban dan anggota nelayan.
Dari data lapangan itu, pihaknya menerjunkan delapan personel SAR melakukan operasi pencarian dengan kapal boat. “Sesuai regulasi operasi pencarian berlangsung tujuh hari setelah laporan kejadian diterima. Tahap awal kami melacak koordinat penemuan perahu korban, dan apapun hasilnya kami evaluasi dulu untuk melakukan penyisiran tahap lanjutan,” katanya.
Selain melacak koordinat lokasi korban, Dewa Hendri menyebut pihaknya masih menggali data lapangan untuk memastikan penyebab korban hilang. Dari keterangan awal, cuaca pantai saat korban melaut dalam kondisi normal.
Namun, beberapa nelayan menyebut ketinggian gelombang di tengah sekitar 1 meter disertai angin kencang. Selain itu, pihaknya menemukan kondisi perahu dan perlengkapan mancing milik korban masih utuh. Bahkan, di dalam perahu itu terdapat box yang berisi ikan yang diawetkan dengan es batu.
Dengan fakta itu, diperkirakan korban dalam perjalanan ke daratan. “Informasnya pergerakan arus kuat sekali dan ombak setinggi 1 meter. Kami tidak berani berandai-andai dulu dan masih fokus melanjutkan pencarian bersama Polair dan personel BPBD Buleleng,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)
gimana min ini nasip kawan seprofesi ane. Udah ketemu belom?