SEMARAPURA, BALIPOST.com – Banyaknya wisatawan yang dihantam ombak maupun tenggelam saat berlibur di Lembongan-Jungut Batu, Nusa Penida membuat banyak pihak khawatir. Sebab, kondisi ini bisa saja merusak citra pariwisata Nusa Lembongan yang kini sedang naik daun.
Perbekel Jungut Batu, Nusa Penida, Gede Made Suryawan, Rabu (15/5), mengatakan belajar dari kasus Kaushal Aditya (23), WNA India yang terseret arus saat berfoto di atas tebing Devil’s Tears, maupun kasus-kasus sebelumnya, pemandu wisata diminta lebih ketat. “Guide kami di sini (Lembongan-Jungut Batu), selalu memperingatkan wisatawan, tentang daerah berbahaya dan larangan-larangan yang harus diikuti. Tetapi, kadang arahan guide tidak diikuti. Contoh kasus WNA India itu, diingatkan sudah. Papan peringatan sudah dipasang, dipagari sudah. Tetapi, malah ke sana juga,” katanya.
Berbeda dengan Lembongan, wilayah Jungut Batu dikatakannya tidak bertebing. Tetapi, tamu hilang saat berlibur juga kerap terjadi, khususnya ketika melakukan diving, di luar tempat biasa. Atau melakukan diving, ketika cuaca sedang buruk. “Kalau di Jungut Batu, kami selalu ingatkan pemandunya. Lihat betul tamunya turun di mana. Kadang kalau tamunya turunnya di timur, biasanya keluarnya di barat,” kata Suryawan.
Pihaknya sebagai perbekel, berharap kepada wisatawan lokal atau asing, agar selalu mendengarkan arahan pemandu. Demikian juga para pemandu agar diikuti dan terus mengawasi tamunya.
Ia juga berharap Balawista melakukan upaya pengawasan terhadap wisatawan yang beraktivitas di laut, juga sinergi dengan para pemandu. (Bagiarta/balipost)