Pedagang pasar tumpah di Pasar Banyuasri direlokasi. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sebanyak 418 pedagang pasar tumpah di Terminal Banyuasri mulai direlokasi, Minggu (19/5). Mereka dipindah karena lokasi berjualan di lambung barat terminal setempat dijadikan lokasi pasar darurat untuk menampung pedagang Pasar Banyuasri saat ini. Relokasi dilakukan sebab mulai tahun ini sampai 2020 mendatang, Pemkab Buleleng merevitalsiasi Pasar Banyuasri menjadi pasar semi modern pertama di Bali Utara.

Ratusan pedagang pasar tumpah ini terpaksa menempati ukuran tempat berjualan yang jauh lebih kecil daripada di lokasi lama. Ini karena luas lokasi penampungan di lambung timur terminal lebih sempit dibandingkan di lambung barat.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Ketut Suparto mengatakan, relokasi ini sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat direksi Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng. Sebelum direlokasi, Sabtu (18/5) lalu, direksi PD Pasar melakukan pengundian kios untuk pedagang pasar tumpah.

Baca juga:  Puri Satria Kawan Gelar Lukat Gni

Beberapa pedagang yang menyalurkan komuditas barang dagangan memakai mobil untuk sementara membongkar barang dagangannya di pinggir Jalan Samudra sebelah timur. Ini karena areal lambung timur terminal tidak mampu menampung seluruh pedagang pasar tumpah. Menunggu proses pembangunan pasar darurat, untuk sementara pedagang diberikan berjualan di bahu Jalan Samudra sebalah timur. Setelah pembangunan pasar darurat, areal yang masih tersisa akan diberikan untuk pedagang yang belum mendapatkan tempat berjualan. “Setelah dilakukan pengundian, kami bersama PD Pasar sudah merelokasi pedagang pasar tumpah ke lambung timur. Pedagang sudah menempati kios sesuai undian. Lahannya memang lebih sempit dari lokasi pasar lama, namun pedagang memaklumi kondisi ini,” katanya.

Baca juga:  Iduladha, Polda Salurkan Puluhan Hewan Kurban

Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Buleleng Made Agus Yudi Arsana mengatakan, dari pendataan ulang, pedagang pasar tumpah yang sebelumnya 434 orang berkurang menjadi 418. Perubahan data ini setelah pihkanya melakukan pemutahiran data dan ditemukan banyak pedagang memiliki lebih dari satu lokasi berjualan. Selain itu, data yang lama termasuk pedagang yang membawa mobil juga tercatat sebagai pedagang. Dengan data terbaru, seluruh pedagang sudah ditampung di lokasi pasar baru. Sementara pedagang bermobil membongkar barang dagangan di pinggir Jalan Ahmad Yani persisnya di depan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Yoana Asri Asri.

Baca juga:  SE Gubernur Diterbitkan, Sistem Ganjil Genap Mulai Berlaku di Sanur dan Kuta

Oleh karena lambung timur lebih sempit, pihkanya membagi dua jenis ukuran lokasi berjualan. Pedagang sayur mendapat ukuran berjualan 1,25 meter kali 1,25 meter persegi, sedangkan pedagang yang menjual ceraki ukurannya lebih luas yaitu 1,50 meter kali 1,50 meter persegi. “Kami tidak bisa memenuhi keinginan pedagang dengan ukuran 1 kali 2 meter persegi, karena satu-satunya tempat ini lebih sempit dibanding lokasi pasar lama,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *