NEGARA, BALIPOST.com – Hujan ekstrem yang mengguyur Kota Negara, Kamis (23/5) sore hingga malam menyebabkan puluhan titik mengalami banjir. Selain merendam ratusan rumah warga di tujuh desa/kelurahan dalam dua Kecamatan (Jembrana dan Negara), banjir juga sempat melumpuhkan jalan Denpasar-Gilimanuk yang merupakan jalur mudik.

Banjir hingga ke permukiman warga ini merupakan luapan dari sejumlah anak Sungai Ijogading. Kondisi terparah terjadi di sekitar Jalan Udayana dan Kelurahan Loloan Timur.

Di Jalan Udayana arus lalu lintas dari kedua arah baik Gilimanuk maupun Denpasar sempat tersendat selama beberapa jam pada Kamis malam. Beberapa kantor instansi yang berada lebih rendah dari jalan seperti PDAM (Perusda), KPU, SMA PGRI, STIT dan showroom mobil bersama ikut terendam.

Air menggenang rata-rata setinggi pinggang hingga dada orang dewasa. Bahkan meskipun sudah berangsur surut, hingga Jumat (24/5) pagi, air masih menggenangi beberapa titik di areal tersebut. Di Loloan Timur dan Loloan Barat, khususnya permukiman di bantaran Sungai Ijogading juga kebanjiran.

Baca juga:  Usai Jalani Masa Penahanan, WN Australia Dijemput Imigrasi

Dari pendataan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, di dua kelurahan tersebut total ada 113 rumah terkena banjir. 47 KK di Loloan Timur dengan total kerugian Rp 50 juta, dan di Loloan Barat 66 KK dengan kerugian Rp 40 juta.

Menurut warga, banjir yang terjadi pada Kamis petang merupakan yang terparah sepanjang 10 tahun terakhir. “Ini yang paling parah pak. Air sungai meluap ke rumah sampai setinggi leher,  tidak sempat  menyelamatkan barang-barang,” ujar Ali, salah seorang warga di Loloan Timur.

Kepala BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susilo AP mengatakan dari pendataan keseluruhan di dua Kecamatan yakni Jembrana dan Negara, ada delapan desa yang warganya terdampak banjir. Di kecamatan Negara di antaranya, Desa Kaliakah (41 KK), Kelurahan Baler Bale Agung  (12 KK), Kelurahan Banjar Tengah (8 KK), Kelurahan Lelateng (18 KK), Loloan Barat (66 KK) dan Tegalbadeng Timur (1 KK).

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Masih di Dua Ratusan Orang

Sedangkan di Kecamatan Jembrana, di Kelurahan Pendem (8 KK) dan Loloan Timur (47 KK). Dari delapan desa/kelurahan tersebut, total kerugian lebih dari Rp 609 juta.

Dari informasi,  banjir ini diakibatkan dua sungai yakni Sungai Pangkung Manggis dan Sungai Kaliakah yang bermuara di Sungai Ijogading debit airnya meningkat.  Bahkan air hingga meluap hingga keluar alur sungai. “Tim gabungan BPBD serta Basarnas Pos Jembrana mengevakuasi lima warga menggunakan perahu fiber ketempat yang lebih aman,” terangnya.

Selain itu, pada Jumat, petugas dari BPBD selain melakukan pendataan juga menyedot beberapa pekarangan rumah warga yang masih kebanjiran. Di antaranya di Pangkung Manggis, Kelurahan BB Agung.

Baca juga:  Hanny Targetkan Emas di PON

Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana, Rahmat Prasetia, mengatakan hujan deras disertai angin yang terjadi Kamis sore hingga malam termasuk hujan ekstrem. Intensitas hujan yang tercatat sebesar 129.7 mm/3 jam dan kecepatan angin 17 knot dari arah Barat Laut dengan kecepatan angin maksimal 24 knot.

Akumulasi hujan hingga Jumat pagi sebesar 223.1 mm. Dari catatan Stasiun Klimatologi Jembrana, curah hujan ini merupakan nilai harian terbesar pada bulan Mei setelah sebelumnya terjadi pada 28 Mei 2004 dan 30 Mei 2011 yakni masing-masing 203 mm dan 133 mm. “Kondisi atau potensi hujan disertai angin kencang ini diperkirakan masih berpeluang terjadi hingga 2-3 hari ke depan dan tetap waspada terhadap potensi  angin kencang juga gelombang tinggi lebih dari 2 meter di perairan Selat Bali bagian selatan dan Samudera Hindia selatan Bali,” ujar Rahmat. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *