SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kasus gigitan anjing rabies belum berakhir. Satu per satu kasus gigitan anjing liar terungkap, dan setelah dilakukan uji laboratorium ternyata anjingnya positif rabies. Kasus terakhir terjadi di Lingkungan Mergan, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung. Total sembilan warga setempat menjadi korban gigitan anjing liar.
Petugas Bidang Kesehatan Hewan bersama instansi terkait dan kepala lingkungan setempat, langsung melakukan eleminasi anjing liar tersebut, Selasa (28/5). Anjing liar positif rabies itu diketahui milik I Putu Gede Oka di Jalan Puputan Klungkung. Kepala Bidang Kesehatan Hewan A.A Raka Arnawa mengatakan total ada sembilan korban gigitan anjing liar rabies itu. Seluruhnya menjadi korban dalam kurun waktu sebulan terakhir.
Kesembilan korban tersebut antara lain A.A Sayang Adnyana (50), I Made Suastika (57), I Wayan Surata (52), I Putu Setiawan (5), I Nengah Ranta (53), Sahudin (66) dan Nang Ali (40). Dua korban lain dalam kasus berbeda antara lain Wayan Suartana dan Wayan Sambeh. Kasus gigitan anjing liar ini sudah dilaporkan kepada Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, pada 23 Mei lalu. Melihat gelagat anjing yang mencurigakan, Bidang Kesehatan Hewan bersama sejumlah petugasnya kemudian melakukan cek lab pada cairan otaknya, Minggu (26/5) lalu.
Kecurigaan warga setempat benar, bahwa hasil uji lab tersebut menunjukkan anjing itu positif rabies. Anjing lokal hitam beranak dua itu langsung dieliminasi, sedangkan para korbannya diberikan vaksin antirabies. Termasuk Kepala Lingkungan Mergan A.A Sayang Adnyana setelah mengetahui anjing yang menggigitnya positif rabies. “Saya ikuti saat proses eliminasi anjingnya. Hampir saja anjingnya menggigit warga yang lain,” kata Sayang Adnyana.
Dia mengakui populasi anjing liar dan peliharaan di Lingkungan Mergan cukup tinggi. Namun, pihaknya tidak bisa melarang warga memelihara anjing. Pihaknya hanya mewanti-wanti agar anjingnya dirawat dengan baik, divaksin rutin dan diikat di dalam rumah. Tujuannya, agar tidak terkontaminasi anjing liar dan tidak membahayakan warga lain. “Maret lalu semua anjing sudah diarahkan agar divaksin. Saya jaget ternyata masih ada yang positif rabies,” ujarnya.
Melihat isu rabies yang semakin masif, dia sempat kebingungan harus melapor ke mana untuk penanganan di wilayahnya. Sebab, kalau ditangani sendirian oleh pihaknya, tentu tidak bisa menyeluruh. Setelah bertemu dengan Kabid Keswan, pihaknya akan semakin intensif melakukan komunikasi, karena warga yang memelihara anjing cukup banyak.
Kepala Dinas Pertanian Ida Bagus Juanida menyatakan, hasil analisa petugas di lapangan, sesungguhnya anjing yang menggigit tujuh warga itu belum divaksin. Melihat tingginya kasus gigitan anjing, ia menolak Klungkung saat ini dikatakan dalam kondisi darurat rabies. Sebab, kasus serupa juga lebih dulu terjadi di tempat lain, seperti Bangli, Karangasem dan Buleleng.
Sebagai antisipasi meningkatnya intensitas kasus ini, pihaknya terus menyiagakan tim yang bisa secepatnya melakukan eliminasi di lapangan. “Kasus gigitannya memang sporadis. Kami tetap siagakan petugas, sehingga ketika menerima laporan langsung bisa tangani,” tegas Juanida. (Bagiarta/balipost)