SINGARAJA, BALIPOST.com – Areal yang dibutuhkan untuk membangun jalan shortcut Singaraja–Mengwitani di lokasi lima dan enam (Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng) terpaksa ditambah. Ini karena di lokasi itu trase jalan yang sedang dibangun melintasi areal Pura Beji, Dusun Amerta Sari, Desa Pegayaman. Untuk itu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII menggeser trase jalan dan membeli tambahan lahan milik warga seluas 0,9 hektar.
Demikian diungkapkan Kepala BBPJN VIII I Ketut Darmawahana saat mendampingi Gubernur Bali Wayan Koster meninjau pelaksanaan proyek shortcut di lokasi lima dan enam, Jumat (7/6).
Darmawahana mengatakan, tambahan lahan itu terjadi karena dari identifikasi lahan secara keseluruhan tidak ditemukan lokasi Pura Beji di lokasi pelaksanaan proyek. Hal itu baru ditemukan setelah pelaksanaan proyek berjalan. Pura Beji tersebut lokasinya persis di badan jalan yang akan dibangun. ”Masalah itu bisa kami tuntaskan dengan mengubah trase jalan,” katanya.
Menurutnya, secara teknis kalau trase jalan tetap dibiarkan melintasi Pura Beji tersebut masih memungkinkan. Akan tetapi pihaknya khawatir akan memicu gangguan kesucian pura, sehingga diputuskan menggeser trase jalan.
Menyusul perubahan itu, BBPJN bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan kontraktor telah mengambil keputusan untuk membeli lahan warga seluas 0,9 hektar. Tambahan lahan ini diganti rugi dengan menyerap tambahan anggaran Rp 2 miliar. “Setelah diproses ada tiga pemilik dan ganti ruginya sudah dilunasi sesuai mekanisme yang berlaku,” ujarnya.
Pihaknya juga menata dan memperkuat saluran di lingkungan Pura Beji. Dengan demikian, kelestariannya terjaga dan tetap difungsikan oleh pihak desa pakraman. “Atas kesepakatan kami dengan pihak desa pakraman, kawasan di beji itu tetap difungsikan. Salurannya kami perbaiki dan tata, sehingga kesucian pura tetap terjaga,” jelasnya.
Terkait proyek shortcut di lokasi lima dan enam, Darmawahana menyebut realisasinya menunjukkan kemajuan yang sangat baik. Ini dibuktikan dari perencanaan proyek sebesar 48 persen, namun hingga bulan ini realisasinya sudah mencapai 50,73 persen. Di lokasi lima dan enam, pelaksana proyek mengerjakan badan jalan baru, membuat drainase dan membuat penangkal tanah longsor dengan konstruksi traf (seperti teras sering-red). Penangkal longsor dibuat pada tujuh lokasi traf dengan ketinggian 38 meter. Saat ini realisasi pengerjaan jalan mencapai 51 persen.
Sementara untuk pembangunan jembatan, pelaksana proyek sudah selesai mengerjakan borfail, pondasi dan kepala pilar jembatan. Realisasi pengerjaan jembatan sepanjang 2.010 meter itu telah mencapai 48 persen. “Secara umum berjalan dan progres melebihi target perencanaan dengan deviasi rata-rata 1,78 persen. Jadi, kami optimis bisa menuntaskan proyek shortcut lima dan enam sesuai kontrak pada Desember mendatang,” tandas Darmawahana yang diiyakan oleh PPK Ketut Payun Sentosa. (Mudiarta/balipost)