GIANYAR, BALIPOST.com – Presiden RI Jokowi Widodo melakukan peninjauan revitalisasi Pasar Seni Sukawati pada Jumat (14/6). Presiden ketujuh RI beserta rombongan ini tiba di lokasi tersebut pada Jumat pagi sekitar pukul 08.30 wita.
Di tengah hujan gerimis itu, presiden yang mengenakan kemeja putih langsung disambut oleh Bupati Gianyar I Made Mahayastra. Selanjutnya didampingi Gubernur Bali Wayan Koster, Presiden asal Solo itu melakukan pengecekan ke areal Pasar Seni Sukawati yang saat ini sudah rata dengan tanah. “Ini yang penting, pedagang Pasar Seni Sukawati sudah direlokasi dan saya kira bulan-bulan inilah tender sudah rampung tinggal dikerjakan di lapangan,” ucap Presiden Jokowi.
Dikatakan pembangunan Pasar Seni Sukawati sudah menggunakan dana dari APBN sebesar Rp 89 miliar ditambah dari APBD sebesar Rp 3,9 miliar. Jokowi pun berharap dengan anggaran tersebut ke depan Pasar Seni Sukawati dapat lebih bersih dan tertata. “Kita harapkan ini menjadi pasar yang bersih tertata, sehingga pengunjung bisa nyaman ke Pasar Seni Sukawati, apalagi ini pasar rakyat yang sudah berumur puluhan tahun,” katanya.
Presiden Jokowi mengatakan ke depan Pasar Seni Sukawati menjadi pasar yang tertata dan modern. Apalagi bila pasar ini sudah rampung akan ada basement, sehingga memudahkan pengunjung untuk parkir. “Lantainya di basement menampung 150 mobil, kalau dulu kan parkir sulit,” katanya.
Bila pasar ini sudah rampung, Presiden Jokowi mengajak seluruh wisatawan yang berlibur ke Bali untuk membeli produk kesenian di pasar itu. “Kalau ke Bali belum ke Pasar Sukawati itu belum ke Bali, nanti semua harus belanja ke sini,” katanya,
Ditambahkan selama lima tahun memimpin NKRI, ia sudah membangun 5.000 lebih pasar besar dan 8.900 lebih pasar desa. Lima tahun ke depan, Presiden Jokowi memastikan akan tetap fokus membangun pasar pada sejumlah daerah yang belum tersentuh di Indonesia. “Ke depan sama, karena saya kira pasar sebagai sebuah tempat bertemunya penjual dan pembeli, produk-produk petani, nelayan, perajin, pasar seluruh Indonensia memang harus hidup,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)