BANGLI, BALIPOST.com – Keberadaan pedagang canang yang sering mangkal di pinggir hutan jalur Suter, Kintamani mendadak viral di media sosial. Sebab, seorang wisatawan mengunggah tulisan yang berisi keluhan terkait keberadaan dagang canang tersebut.
Dalam postingannya, wisatawan tersebut mengaku tak nyaman dengan perilaku pedagang canang yang tiba-tiba menyetop kendarannya di tengah jalan dan meminta sejumlah uang sebagai bayaran atas canang yang diberikan. Disebutkan juga bahwa pedagang canang tersebut terkesan menakut-nakuti dengan mengatakaan kawasan hutan Suter angker sehingga pengemudi bisa menemui celaka jika tak membeli canang.
Sebagaimana tulisan yang diunggah wisatawan dengan nama akun Heru Doank tersebut, diceritakan singkat perilaku seorang pedagang canang di jalur Suter yang memintainya sejumlah uang. Dikatakannya, saat memasuki kawasan hutan Suter, ia melihat seorang wanita menyetop mobilnya.
Untuk menghormatinya ia pun terpaksa berhenti. Tiba-tiba wanita tersebut melakukan ritual dan menaruh canang di dashboard mobilnya.
Setelahnya, wanita itu mewajibkan semua penumpang untuk memakai gelang pemberiannya. Dengan dalih, keselamatan karena memasuki hutan Suter yang angker dan berbahaya.
Kemudian wanita tersebut meminta sejumlah uang. Awalnya ia memberi Rp 10 ribu sebagai pengganti canang. Namun wanita penjual canang tesebut meminta lebih.
Ia dimintai uang Rp 10 ribu dikali jumlah penumpang yang ada di mobil. Jika tidak diberikan bisa celaka dan bahaya. Dengan terpaksa, wisatawan itu pun akhirnya memberi uang Rp 90 ribu.
Pemilik akun tersebut juga menuliskan, tak hanya dirinya, ternyata mobil berplat B di belakangnya juga diberhentikan dan diberi ritual yang sama. Parahnya, pengemudi mobil berplat B itu mengaku telah dimintai bayaran Rp 100 ribu per penumpang oleh pedagang canang tersebut. “Mudah2-an ini tidak terjadi sama teman2 semua dan tidak mengalami seperti yg saya alami untuk bisa lebih berhati-hati dan antisipasi,” tulis Heru Doank dalam postingannya yang kini viral di media social facebook tersebut.
Pascaviralnya postingan tentang pedagang canang di Jalur Suter, petugas dari Dinas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Bangli langsung bergerak turun ke lokasi. Sekretaris Dinas Satpol dan Damkar Kabupaten Bangli Dewa Agung Suryadarma dikonfirmasi Jumat (14/6) siang mengatakan hal itu menindaklanjuti perintah Bupati. Ia mengaku telah mendatangi langsung pedagang yang bersangkutan bersama pihak kepolisian.
Selain memberikan peringatan agar tak mengulangi lagi perilakunya itu, pihaknya juga telah melakukan pembongkaran terhadap lapak-lapak pedagang canang yang berdiri di pinggir hutan. “Tempat-tempat jualannya yang pakai tenda-tenda itu sudah kita bongkar semua. Tidak diizinkan lagi berjualan di sana,” kata Suryadarma.
Lanjut dikatakan Suryadarma, pedagang canang yang diketahui berasal dari Desa Kintamani itu telah meminta maaf atas perilakunya. Selama ini, selain berjualan canang, pedagang tersebut juga menjual udeng dan gelang dengan dalih untuk keselamatan. “Kita sudah koordinasi dengan desa dan camat untuk sama-sama mengawasi,” terangnya.
Ditambahkan Suryadarma, sebagaimana perintah Bupati, pascaviral di media sosial itu, pihaknya selanjutnya akan melaksanakan patroli rutin. Tak hanya di Suter, namun ke semua kawasan yang diduga terdapat pedagang yang berprilaku seperti itu. (Dayu Swasrina/balipost)
BAKAR SAJA LAPAK GELAP KAKI LIMA YANG MERESAHKAN WISATAWAN SEPERTI INI , BIKIN MALU BALI SAJA NYARI DUIT TAPI DENGAN CARA MEMALAK.
yang malu itu bukan cuma warga bali. tpi seluruh rakyat indonesia. coba fikir kalau yang di stop dan di paksa membeli barang yang tidak dbutuhkan tersebut ternyata WNA apa gak rusak nama indonesia dmata dunia yang terkenal dengan keramahan dan bineka tunggal ika