Ukiran siluet wajah di kayu dipamerkan di salah satu stand PKB ke-41. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Mengukir siluet wajah pada kayu menjadi ‘keahlian’ LoveY Bali. Brand milik perajin asal Banjar Mambang Gede, Desa Mambang, Selemadeg Timur, Tabanan ini mulai memproduksi kerajinan kayu unik tersebut sejak dua tahun silam.

Adalah Yani yang merintis LoveY Bali bersama sang suami, mendapatkan ide mengukir siluet wajah di kayu dari konsumennya sendiri. “Kami mulai dua tahun lalu. Awalnya, hanya membuat miniatur menggunakan limbah kayu,” tutur Yani saat menjaga stan pameran LoveY Bali di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, belum lama ini.

LoveY Bali tercatat sebagai salah satu UKM yang berpartisipasi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI. Menurut Yani, konsumen awalnya memesan jam kayu dengan tulisan. Lalu ada yang mengusulkan agar ia dan suami juga membuat siluet wajah.

Baca juga:  Desa Adat Selulung Lestarikan Tradisi Ngejot Banten untuk Bayi

Pasangan ini tidak memakai bahan baku sembarangan, tapi memilih kayu jati. Pertimbangannya kualitas agar lebih tahan lama, karena kerajinan tersebut umumnya dipakai untuk pajangan. Limbah kayu yang tersisa dari membuat siluet juga masih bisa dipakai untuk kerajinan lain. “Setelah dicoba, konsumen ternyata suka. Jadi kami post di Instagram, baru mulai ada orderan,” imbuhnya.

Padahal, lanjut Yani, sang suami yang baru berusia 34 tahun, selaku perajin tidak memiliki dasar seni. Namun hanya lulusan Sastra Inggris yang membuat siluet wajah secara otodidak. “Karena susah cari kerja, ya sudah menekuni ini. Syukur sampai sekarang bisa,” jelasnya.

Yani menambahkan, kerajinan siluet wajah dikerjakan oleh sang suami menggunakan mesin jigsaw jongkok. Mesin itupun pemberian lantaran pemilik sebelumnya tidak memakai lagi.

Baca juga:  "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" Roh PKB XLI

Dengan sedikit perbaikan, mesin tersebut kini menjadi “senjata” utama untuk membuat siluet wajah. “Ini juga harus handmade, karena ada detail yang kecil-kecil tidak bisa masuk mesin. Jadi harus digambar manual,” terangnya.

Kerja keras Yani dan sang suami pun tak sia-sia. Pesanan terus mengalir dari konsumen, terutama pada momen-momen tertentu seperti Valentine. Ditambah lagi kesempatan untuk pameran di berbagai tempat. Sebelum berpartisipasi dalam PKB XLI, LoveY Bali juga lolos kurasi menjadi peserta Expo Nusantara 2019 di Taman Mini Indonesia Indah.

“Konsumen paling banyak memesan siluet wajah ‘couple’. Harganya mulai Rp 85 ribu untuk ukuran hiasan meja setinggi 18 cm. Harga bisa beda-beda karena kebanyakan custom,” paparnya.

Baca juga:  37.463 UKM Masuk Aplikasi PLUT KUMKM Berbasis Android

Yani melanjutkan, siluet wajah juga dapat diisi dengan tulisan. Siluet paling besar yang pernah dikerjakan berukuran 24R. Ia dan suami membuat pula siluet penari legong, rangda, dan lainnya. Namun, gambar-gambar ini umumnya hanya disukai oleh kolektor. Proses pengerjaan dilakukan paling cepat 5 hari.

Lantaran memakai sistem order dan antri, konsumen biasanya diberi estimasi 14-20 hari pengerjaan tergantung jumlah pesanan. Sementara untuk bahan baku jati, dikatakan tidak sulit untuk dicari. Hanya saja dari segi harga memang lebih mahal. “Inilah tantangan yang kami hadapi, yakni modal karena bahan baku mahal. Selain itu, pekerja juga masih sendiri,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *