DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu, Selasa (25/6), berkunjung ke Makodam IX/Udayana, Denpasar. Dalam arahannya, Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan TNI merupakan garda terdepan untuk bangsa ini.
Ryamizard Ryacudu juga menyampaikan, satu-satunya simpul dan perekat persatuan nasional bagi para prajurit yang tidak akan pernah berubah sampai kapan pun, diantaranya Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI. Oleh karena itu dia berharap TNI harus bisa memegang teguh Sumpah Prajurit dan Sapta Marga karena didalamnya tercantum jelas bahwa prajurit TNI bersendikan Pancasila dan setia kepada Dasar Negara serta UUD 1945.
Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini, Indonesia memiliki beraneka ragam suku, bahasa dan budaya. Tetapi selama 52 tahun tetap bersatu. Kondisi ini menuntut kemanunggalan TNI dan rakyat yang kokoh dan kuat.
Pertahanan negara akan kuat jika TNI bersama rakyat bersatu padu sehingga menjadi kekuatan yang riil dan luar biasa. Kekuatan itulah yang ditakuti negara lain.
“Yakinilah bahwa kekuatan Tentara Nasional Indonesia apabila bersama rakyat akan memperkokoh kedaulatan dan kekuatan di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.
Sementara Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.I.P., dalam acara tersebut menyampaikan sekilas tentang riwayat hidup Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu hingga menjabat sebagai Menhan RI. Sebelum menjabat sebagai Menhan, Ryamizard Ryacudu mengawali karier di militer pada tahun 1974 di Satuan Kostrad sebagai Danton hingga menjabat sebagai Danbrigif.
Selanjutnya pangkat Perwira Tinggi dimulai ketika diangkat sebagai Kepala Staf Divisi 2/Kostrad tahun 1997 hingga pada tahun 2002. Waktu itu dia menjabat sebagai Kasad dengan pangkat Jenderal.
Setelah purnawirawan tepatnya 27 Oktober 2014, Ryamizard Ryacudu dilantik sebagai Menhan RI sampai sekarang dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.
“Selain cemerlang dalam karir militer, Bapak Ryamizard Ryacudu juga aktif menulis, diantaranya buku tentang Perang Modern. Beliau juga berkontribusi dalam penulisan buku Indonesia Baru dan Tantangan TNI,” ujar Pangdam Benny Susianto. (Kerta Negara/balipost)