Petugas mendata dan membina gepeng yang berhasil diamankan. (BP/ist)

TABANAN, BALIPOST.com – Lima orang gepeng diamankan tim penanganan gelandangan dan pengemis Dinas Sosial Tabanan di dua lokasi berbeda, Kamis (4/7). Usai dilakukan pendataan dan pembinaan, mereka dibawa ke Dinas Sosial Kabupaten Karangasem, mengingat identitas kelimanya berasal dari daerah tersebut.

Kepala Bidang Pelayanan Rehabilitasi Sosial (PRS) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dra. Driana Rika Rona seizin Kepala Dinas Sosial Tabanan mengatakan, belakangan ini banyak pengaduan dari masyarakat terkait maraknya aksi gepeng. Menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya berinisiatif melakukan penelusuran ke sejumlah lokasi yang dilaporkan.

Baca juga:  Di Karangasem, Tercatat Belasan Kasus Gigitan Anjing Positif Rabies

Benar saja, meski harus kucing-kucingan, petugas berhasil mendapati lima orang gepeng tengah melakukan aksinya. Empat orang didapat di wilayah Desa Luwus, Kecamatan Baturiti dan dua orang di wilayah Desa Kukuh, Kecamatan Marga. Sementara satu orang yang di Desa Kukuh berhasil melarikan diri.

“Sejak awal sebenarnya kami sudah tahu ciri-ciri mereka, gepeng atau tidak, tetapi tentunya harus cukup bukti dulu. Jadi, kami tunggu mereka beraksi, baru diamankan, sehingga tidak bisa mengelak,” terang Rika Rona.

Baca juga:  Harga Jual Telur Peternak Capai Titik Tertinggi

Empat orang yang diamankan di wilayah Luwus setelah didata ternyata masih satu keluarga asal Banjar Dinas Bukit Ambu, Desa Pedahan, Kecamatan Tianyar Tengah, Karangasem. Mereka terdiri atas ibu berusia 40 tahun, dua anak masing-masing berusia 15 dan 6 tahun, serta keponakan yang berusia 10 tahun. Sementara satu orang diamankan di Desa Kukuh, perempuan berusia 59 tahun asal Banjar Dinas Munti Gunung Tengah, Kesa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, Karangasem.

Menurut Rika Rona, mereka ini wajah-wajah lama, sudah dipulangkan, balik lagi. Satu di antaranya membawa uang Rp 3,2 juta. Pengakuannya, uang itu dibawa dari rumah. “Ada-ada saja dalih mereka saat diamankan. Kami berikan pembinaan, begitu pula pedagang tempat para gepeng diamankan agar tidak membiasakan diri memberikan uang dengan alasan kasihan. Coba beri sedikit pekerjaan sebelum memberikan uang, pasti ngeloyor pergi, karena sifatnya malas,” jelasnya.

Baca juga:  DBD di Karangasem Mencapai Ratusan Kasus

Modus yang digunakan oleh para gepeng masih modus lama. Ada yang menggendong bayi, mengenakan pakaian lusuh hingga ada yang berpura-pura menjadi penyandang disabilitas. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *