SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah Ida Pedanda Gede Made Tembau, lebar pada Selasa (28/5) malam, upacara palebon terhadap sosok bijaksana yang dikenal sebagai pelantun Puja Tri Sandya ini, puncaknya dilaksanakan pada Sabtu (6/7). Palebon berlangsung hikdmat, dihadiri ratusan pelayat, baik dari kalangan sesama sulinggih maupun masyarakat umum.

Sosoknya di kalangan masyarakat Bali, begitu dikenal baik, sebagai pribadi yang bijak dan total dalam pengabdian kepada umat. Rangkaian kegiatan karya palebon Ida Pedanda Gede Made Tembau dari Gria Kulon Desa Aan, Banjarangkan ini, dimulai sejak Minggu (2/6) saat Redite Pon Kulantir lalu, dengan melaksanakan kegiatan nanceb lan ngoreng.

Selanjutnya pada Kamis Wraspati Kliwon Warigadian, (4/7) dilaksanakan kegiatan ngening mepeed, munggah bendusa, saha penebasan, ngentos lilit dan meras. Kemudian pada Sabtu (6/7), merupakan puncak karya.

Baca juga:  Hari Bhayangkara Jadi Cambuk Motivasi

Dalam pelaksanaannya dilaksanakan beberapa kegiatan upacara, yakni mulai dari metetangi pukul 04.00 Wita, bumi sudha pukul 08.00 Wita, pelebon langsung ngirim pukul 13.00 Wita, hingga nganyut dan memukur sampai sore sekitar pukul 18.00 wita. Tahapan karya dilanjutkan dengan upacara ngelemek pada Anggara Kliwon Julungwangi, Selasa (9/7).

Kemudian pada Sukra Pon Julungwangi, Jumat (12/7) meajar-ajar dan nuntun. Tepat pada Purnama Kasa, Selasa (16/7) nanti, piodalan di Gria dan ngalinggihang Ida di Pamrajan.

Ida Pedanda Gede Putra Tembau, mewakili keluarga almarhum Ida Pedanda Gede Made Tembau, menyampaikan terima kasih, kepada masyarakat Bali, yang sudah memberikan perhatian penuh sejak sakit sampai lebar, dan datang lagi ke Gria Kulon, Desa Aan, untuk melayat. Dari kedatangan umat maupun sesama sulinggih, dikatakan banyak yang terkesan, bagaimana kisah adiknya itu menjadi sulinggih, dengan suara yang khas sebagai pelantun Puja Tri Sandya.

Baca juga:  Angkut Logistik Lewat Laut Kurangi Truk Lalu Lalang di Jalan

Ida Pedanda Gede Putra Tembau pun cukup banyak berkisah tentang adiknya itu. Mulai dari kisahnya saat walaka menjadi guru agama, kemudian menjadi kepala sekolah hingga dipercaya menjadi pelantun resmi Puja Tri Sandya oleh PHDI Bali.

Istri almarhum, Ida Pedanda Istri Oka, ditemui disela-sela pelaksanaan palebon, mengatakan satu hal paling berkesan dari Ida Pedanda Gede Made Tembau adalah pengabdiannya yang amat tulus. Sebagaimana amanat saat masih hidup, Ida Pedanda Istri Oka mengaku tetap akan melanjutkan tugas-tugas kesulinggihan, atas petunjuk Ida Nabe Ida Pedanda Gede Putra Tembau. “Sementara tetap nyeneng di Gria Kulon, Aan,” katanya.

Baca juga:  Sehari Tak Pulang, Sang Anak Temukan Jasad Ayahnya Mengapung di Sungai

Seperti diberitakan, setelah empat hari bertahan melawan gangguan kesehatan pada kandung kemihnya, pelantun puja tri sandya berusia 74 tahun yang cukup populer di Bali, Ida Pedanda Gede Made Tembau, lebar, di Rumah Sakit BaliMed Denpasar, Selasa (28/5) malam. Anak bungsunya, Ida Bagus Wibawa, mengatakan bahwa riwayat gangguan kandung kemihnya itu sudah cukup lama. Namun, mulai kambuh sejak setahun terakhir. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *