Bali hendaknya bergerak menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan. Jangan sampai karena kepentingan investasi dan pendapatan daerah, semua tawaran yang masuk diterima tanpa melakukan kajian.

Sebagai pramuwisata yang sering mengantarkan wisatawan lewat di jalur ke utara dari Ubud menuju Tegallalang yang saya rasakan pembangunan fasilitas pariwisata sudah mengabaikan zona kawasan pengembangan pariwisata dan melabrak kawasan persawahan.

Kini di wilayah Tegallalang, banyak lahan persawahan yang telah beralih fungsi. Ini sering ditanyakan wisatawan kepada saya sebagai pemandunya. Mungkin juga beberapa dari vila dan hotel yang dibangun di jalur ini tak memiliki izin. Atau setidaknya izin yang diajukan tak sesuai dengan alamatnya.

Baca juga:  Dukung Pemulihan Pariwisata, Denpasar Tawarkan "Work From Sanur"

Untuk itu, saya berharap upaya penertiban bangunan dan investasi yang melanggar tata ruang ditertibkan. Bali jangan hanya bicara soal pembangunan pariwisata ramah lingkungan, namun pada kenyataannya, semua dikorbankan untuk pariwisata.

Mohon lakukan pengawasan lebih intensif. Jika ada vila atau hotel yang beroperasi tanpa izin sebaiknya memang ditertibkan. Atau sebaliknya, jika ada pembangunan fasilitas pariwisata yang melanggar peruntukan lahan segera didata dan ditindak.

Baca juga:  Waterbury Farrel akan Investasi 100 Juta Dolar untuk Pabrik Amunisi Kecil

Sebagai warga Bali, saya tentu sangat mengapresiasi langkah sejumlah pihak yang kini getol menyuarakan Bali bersih dan ramah lingkungan. Jangan karena kepentingan ekonomis sampai mengabaikan keseimbangan alam. Mudah-mudahan pembangunan fasilitas pariwisata ke depannya mendapat perhatian serius.

Made Adidana

Denpasar, Bali

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *