Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa bersama peserta workshop penggiat antinarkoba. (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penyalahgunaan narkoba di kalangan milenial saat ini menjadi permasalahan global di berbagai negara, termasuk Indonesia dan Bali sebagai wilayah pariwisata. Jumlah penyalahguna narkoba tahun 2018 sebanyak 31.178 orang di lingkungan pekerja dan paling banyak usia muda.

Sementara jumlah pecandu narkoba di kalangan pelajar atau mahasiswa sebanyak 355 orang. Bali menempati ranking kesembilan pengguna narkoba kalangan pekerja dan peringkat ke-13 kalangan pelajar/mahasiswa prevalensi dari 13 provinsi yang diteliti Puslidatin BNN bersama Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI.

“Angka ini menjadi peringatan bahwa upaya penanganan permasalahan narkoba tidak hanya dilakukan secara masif tetapi juga harus lebih agresif, terutama bagi generasi yang terlahir pada era milenium. Sebab, masa depan bangsa dan negara berada di tangan kelompok milenial yang akan membawa kehidupan unik dan terbarukan itu,” tegas Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, S.H., saat workshop penggiat antinarkoba di lingkungan dunia usaha/swasta di Hotel Puri Nusa Indah, Denpasar Timur, Rabu (11/7).

Baca juga:  Mantan Ketua LPD Desa Pakraman Gerokgak Divonis 3 Tahun

Menurut Suastawa, dunia usaha swasta berperan sebagai pembuka atau penyedia lapangan kerja, penggerak roda ekonomi dan pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD. Selain itu, menjalankan peran sebagai fungsi sosial untuk memajukan masyarakat.

Tantangan dunia usaha di era digital mengikuti tren kebutuhan konsumen yang selalu berubah-ubah dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Termasuk mengelola komunikasi internal, berpacu dengan era digital serta meningkatkan kinerja staf yang sehat, unggul dan tanpa narkoba.

Baca juga:  Mohon Informasi Karya Pura Besakih

“Terlahir pada era globalisasi membuat kaum milenial di dunia usaha memiliki keunggulan yang lebih dalam penguasaan dan adaptasi teknologi. Derasnya arus informasi dan kemudahan dalam mengakses informasi menjadi tantangan tersendiri bagi milenial dalam menyaring informasi,” ujarnya.

Kalangan swasta yang berada di usia muda berada di urutan pengguna narkoba teratas disebabkan beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain kemampuan finansial, tekanan pekerjaan dan doping untuk meningkatkan stamina kerja. Tingkat stres tinggi memicu individu untuk menggunakan narkoba. Selain itu, informasi keliru yang menyatakan bahwa narkoba dapat meningkatkan stamina dan memberikan rasa senang serta percaya diri bagi penggunanya.

Baca juga:  Dari Karya “Atma Wedana” Kolektif hingga Gelombang Tinggi di Pebuahan

Oleh karena itu, pengusaha swasta harus memiliki peran strategis dalam upaya P4GN, mengimplementasikan pembangunan berwawasan antinarkoba di lingkungan kerja, memberikan pembinaan dan penyuluhan narkoba, berpartisipasi aktif lewat kegiatan CSR, deteksi dini penyalahgunaan narkoba melalui tes urine, serta membentuk satgas antinarkoba di lingkungan kerja.

“Semua komponen yang ada di Bali harus masif dan agresif dalam menangani masalah ini. Kita harus bersama-sama menyelamatkan generasi penerus bangsa dari narkoba,” tegas jenderal bintang satu di pundak ini. (Ngurah Kertanegara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *