Kepala SMP Saraswati Ir. Ayu Arya Semerthi (kiri) bersama empat calon siswa baru. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Calon siswa yang bersekolah di SMP negeri di Tabanan seperti SMPN 1, 2 dan 3 cukup tinggi tiap tahunnya. Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan pun harus membuat kebijakan penambahan rombel dan jumlah pengisian tiap kelas yang sebelumnya sesuai juknis 32 siswa kini menjadi 40. Hal ini sudah dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Akan tetapi kebijakan tersebut justru menjadi hantaman bagi sekolah swasta.

SMP Saraswati misalnya, berharap dengan adanya jalur prestasi dan zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah negeri, akan mendapatkan siswa dari yang terkikis (tidak diterima). Namun, nyatanya mereka hanya mendapatkan lima orang siswa hingga batas akhir pendaftaran ulang.

Baca juga:  Polda Bali Donasi Rp 2,86 Miliar untuk Sulteng

Bahkan, dari lima siswa itu, hanya empat yang mendaftar ulang. “Hanya empat siswa, kami akan berkoordinasi dengan pihak yayasan apakah akan berlanjut atau bagaimana. Kalau dilanjutkan, meski hanya empat siswa, kami siap memberikan pendidikan maksimal. Namun, kalau tidak terpaksa kami kembalikan ke Dinas Pendidikan ke mana mereka nanti diarahkan. Itu tergantung keputusan yayasan nanti,” terang Kepala SMP Saraswati Ir. Ayu Arya Semerthi didampingi Wakasek Desak Gede Sri Utami Dewi, Senin (15/7).

Di sisi lain, mereka mengaku kecewa terhadap kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendidikan selaku leading sektor terkait penambahan rombel dan pengisian kelas. “Pastinya komitmen sudah dilanggar. Jika benar sistem dilakukan sesuai juknis dan kami tidak terima murid tentu kami legowo. Tetapi keran di sekolah negeri terus dibuka, kami di swasta seperti diberi harapan palsu,” ucapnya.

Baca juga:  Langka di Tingkat Pengecer, Masyarakat Diminta Beli LPG 3 Kg di Pangkalan

Apalagi dalam beberapa kali pertemuan kepala sekolah, terus disampaikan bahwa pihak sekolah berkomitmen menjalankan juknis. “Kenyataannya berbeda, bahkan Dinas Pendidikan berdalih penambahan rombel dan pengisian kelas itu atas dasar aspirasi masyarakat, lalu kami bukan dianggap masyarakat,” ujar Semerthi.

Terkait PPDB, sesuai juknis, SMP Saraswati memiliki 10 rombel yang siap menampung calon siswa. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sempat dipantau langsung oleh Dinas Pendidikan. “Kalaupun hanya dapat tiga atau empat kelas, kami bisa mendidik mereka dengan baik, bahkan belum lama ini siswa kami juga berprestasi di OSN,” pungkasnya.

Baca juga:  Dua Hari, Tambahan Korban Jiwa COVID-19 di Bali Didominasi Tanpa Komorbid

Sementara itu, empat siswa yang mendaftar di SMP Saraswati tengah menunggu kepastian akan kelanjutan pendidikannya. Ada yang mengaku memilih melanjutkan pendidikan ke SMP swasta lantaran jarak dekat dengan rumah.

Ada pula yang mengikuti jejak kakaknya yang menjadi alumni di sekolah swasta pertama di Tabanan tersebut. “Kami serahkan semua keputusan pada yayasan,” ungkapnya. (Dewi Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *