DENPASAR, BALIPOST.com – Di era revolusi industri 4.0, semua layanan bisnis baik keuangan, jasa maupun perdagangan memberikan kemudahan pelayanan kepada konsumennya dengan menggunakan teknologi digital atau e-commerce. Koperasi sebagai salah satu lembaga milik masyarakat yang terjun disegala bidang bisnis diharapkan juga mengikuti perkembangan itu dan mulai berbasis e-commerce agak tidak tergilas dan kalah saing.

Hal ini dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra saat membuka seminar nasional yang diselanggarakan Bisnis Bali bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali dan Dekopinwil Provinsi Bali, Rabu (17/7). Dalam acara seminar yang mengambil tema ”Tingkatkan Profesionalisme SDM Menuju Koperasi Berbasis E-Commerce”, Gede Indra mengatakan Bali saat ini memiliki 4.964 koperasi.

Diharapkan koperasi ini mengikuti perubahan jaman dimana dari segi pelayanan harus memiliki layanan yang mudah, aman dan praktis. ”Cara untuk memiliki layanan ini dan memuaskan konsumen adalah dengan menggunakan teknologi informasi,” ujarnya.

Baca juga:  Lima Pemain Sepak Takraw Denpasar Dipermasalahkan

Ia melanjutkan, dari koperasi yang ada di Bali, sebanyak 30 persen sebenarnya sudah memiliki aplikasi-aplikasi digital yang memudahkan pelayanannya. Sayangnya, aplikasi ini hanya berlangsung intern koperasi dan belum terintegrasi dengan layanan bisnis lain.

Karenanya ia harap ke depan, aplikasi-aplikasi ini bisa terintegrasi dalam satu aplikasi sehingga layanan koperasi bisa terkoneksi dan saling terhubung baik antar koperasi maupun layanan lainnya. Saat ini lanjut Gede Indra telah ada satu aplikasi yang dinamakan MyCOOP.

Aplikasi ini bisa menerima aplikasi yang berbeda dari koperasi. Tidak hanya itu, dalam aplikasi ini juga terkoneksi dengan dengan lembaga lain seperti rumah sakit, hotel dan lainnya serta bisa menjadi tempat pemasaran produk dari koperasi.

Baca juga:  Bandara Palu Beroperasi 24 Jam, Ini Tujuannya

Seminar nasional menghadirkan nara sumber Asisten Deputi (Asdep) Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM RI, Destrianasari, Ekonom, Viraguna Bagus Oka, Rektor Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan, serta dari PT SKK (Aplikasi MyCOOP), Endy Candra. Seminar diikuti diikuti oleh para pengurus koperasi se-Bali serta perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bali.

Menurut Destrianasari, koperasi wajib mengikuti perkembangan teknologi untuk mengamankan pasar, sehingga tidak diserang dari ancaman luar. Menurutnya ada tiga keunggulan yang didapatkan dari digitalisasi koperasi.

Diantaranya, efisiensi manajemen, kemudahan layanan akses dan kemudahan pengawasan. Dalam mendukung proses ini, ia melanjutkan perlu implementasi dan regulasi yang langsung mengenai kebutuhan koperasi.

Dalam mendukung digitalisasi koperasi, banyak hal yang harus dilakukan, seperti merapikan manajemen tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.

Baca juga:  Waktu Berakhir, Puluhan Koperasi di Buleleng Tak Gelar RAT

Sementara itu Bagus Oka menambahkan sebelum terjun ke dunia layanan serba digital hal yang harus disiapkan oleh koperasi adalah SDM. Sebab, koperasi yang berkembang baik tergantung pada SDM nya. ”Jadi sebelum itu harus disiapkan dulu SDM nya yaitu harus SDM yang berkarakter, memiliki mental yang baik serta memiliki kredibelitas,” ujarnya.

Mengenai aplipasi MyCOOP menurut Endy Candra, dalam sebuah layanan bisnis berbasis digital yang paling penting adalah memiliki sistem pembayaran. Disinilah aplikasi MyCOOP menyediakan layanan pembayaran yang praktis untuk koperasi.

MyCOOP adalah aplikasi yang bisa menerima aplikasi dari semua koperasi. Sistem arsitekturnya terbuka sehingga semua bisa terkoneksi. Tidak hanya punya sistem pembayaran juga bisa menjadi tempat pemasaran produk koperasi yang bisa diakses siapapun yang menggunakan aplikasi MyCOOP ini. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *