DENPASAR, BALIPOST.com – Anggota Komisi II DPRD Bali A.A. Ngurah Adhi Ardhana mengapresiasi rencana gubernur untuk membentuk dua OPD baru, yaitu Badan Riset dan Inovasi Daerah. Ini dinilainya dapat mencari solusi atas setiap permasalahan, baik menyangkut sektor primer, sekunder maupun tersier.
“Saya sangat setuju dan mendorong sesegera mungkin berdirinya OPD riset inovasi dan pengembangan ini,” ujarnya di Denpasar, Kamis (18/7). Tidak hanya solusi, lanjut Adhi Ardhana, OPD yang mengkhususkan diri ini juga dapat melakukan pengembangan sektor-sektor di Bali lewat penelitian atau riset. Antara lain pertanian atau sektor primer, material industri kreatif dan UMKM atau sektor sekunder, serta iklim pariwisata atau sektor tersier.
“Pemerintah saat itu tentu sudah memetakan kondisi perekonomian Bali. Seperti kita ketahui ada yang mengalami pelemahan, ada yang membutuhkan inovasi dan ada yang membutuhkan pemikiran untuk peningkatan,” jelas Politisi PDI-P asal Kota Denpasar ini.
Menurut Adhi Ardhana, hal itu tidak lain adalah bagian dari tugas pemerintah untuk menjaga perekonomian berkelanjutan dalam kondisi dan situasi yang tentu juga terpengaruh oleh kebutuhan pasar global. “Saya sangat mengapresiasi langkah pemerintah Provinsi Bali ini, semoga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari langkah progresif revolusioner ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan, rencana pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah tidak lepas dari program prioritas dan visi gubernur, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali era baru. Dalam hal ini, Gubernur Wayan Koster ingin selalu ada terobosan baru.
“Bagaimana kita mengatakan ada era baru, kalau tidak ada sesuatu yang baru. Untuk menciptakan kebaruan itu, maka harus ada menangani riset dan inovasi. Inovasi itu kan penemuan baru,” ujarnya menjelaskan alasan rencana pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah.
Menurut Dewa Indra, OPD baru ini akan memiliki misi khusus untuk melakukan riset dan inovasi dalam menghasilkan sesuatu yang baru bagi Bali. Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, Badan Riset dan Inovasi Daerah sesungguhnya memisahkan antara Bappeda dan Litbang yang kini masih dalam satu kesatuan di OPD Bappeda Litbang. Selain itu, adanya OPD khusus di bidang riset sudah menjadi tuntutan khususnya terkait pengembangan industri kreatif berbasis budaya Bali.
“Baik itu industri sandang, industri pangan, maupun kerajinan rakyat yang sangat potensial di Bali, akan betul-betul dikelola secara baik oleh suatu badan agar bisa memberikan nilai ekonomi optimal bagi masyarakat Bali,” paparnya.
Koster menambahkan, Badan Riset dan Inovasi Daerah juga tidak semata-mata diisi oleh pegawai pemprov, tapi juga disinergikan dengan lembaga riset lain atau para ahli dari perguruan tinggi. Mereka akan bekerja di sana secara rutin untuk melakukan riset sesuai visi misi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
“Ini menjadi harapan besar bagi kita semua sehingga industri kerakyatan berbasis kearifan lokal bisa dikembangkan dan dibangun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali,” papar Ketua DPD PDI-P Bali ini. (Rindra/balipost)