NEGARA, BALIPOST.com – Adanya kasus keracunan massal di wilayah Kecamatan Mendoyo karena diduga akibat makan nasi bungkus membuat prihatin banyak pihak. Apalagi salah seorang korban meninggal dunia diakibatkan makan nasi bungkus.
Guna menelusuri penyebab keracunan tersebut jajaran Polda Bali melalui tim Labfor Polda Bali, Sabtu (20/7) siang bersama satuan Reskrim Polres Jembrana dan Polsek Mendoyo melakukan investigasi. Pihak kepolisian mendatangi tempat pembuatan nasi bungkus untuk mengambil beberapa barang bukti di rumah pedagang di Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo.
Kasubsi Kimia dan Forensik Labfor Polda Bali, AKBP Ngurah Wijaya Putra, mengakui telah melakukan olah TKP dan mengamankan beberapa barang bukti dari dapur pembuat nasi bungkus tersebut. Diantaranya air yang digunakan memasak serta minyak goreng bekas yang digunakan untuk memasak. “Kami sudah melakukan olah TKP. Di dapurnya diolah makanan yang disajikan dan dibungkus serta diberikan kepada pemesan. Ada beberapa sample yang diambil di air sumur dan keran yang digunakan untuk memasak nanti disampling di lab. Ada minyak goreng bekas juga. Jadi kami lakukan pendalaman dulu,” jelasnya.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogie Pramagita mengaku telah melakukan upaya penyelidikan terkait kasus dugaan keracunan makanan yang dialami puluhan warga Desa Mendoyo Dauh Tukad.
Selain meminta bantuan tim forensik Polda Bali, unit Reskrim Polres Jembrana juga telah memeriksa sejumlah saksi termasuk dan meminta keterangan beberapa korban yang menjalani rawat jalan. “Kami sudah koordinasi dengan labfor Denpasar untuk mengambil sample dan kita masih menunggu petunjuk dari labfor terkait hasil sample yang diambil. Kami juga sudah meminta keterangan saksi yakni membuat makanan dan yang memesan. Kami akan coba juga hari ini memintai keterangan korban yang rawat jalan,” jelasnya.
Hampir 60 orang warga desa Mendoyo Dauh Tukad yang mengikuti berbagai pertandingan olah raga dalam rangka Porcam mengalami dugaan keracunan makanan yang disebabkan nasi bungkus.
Dari puluhan korban, hingga kini 11 korban masih dirawat di Puskesmas dan RSU Negara dan satu orang meninggal dunia.
Peserta porcam merupakan atlet futsal wanita, Ni Putu Suardaniasih (34) asal Banjar Ngoneng. Suardaniasih meninggal dunia, Kamis (18/6) malam.
Namun belum dapat dipastikan korban meninggal karena makan nasi bungkus atau tidak. Pasien yang dirawat di Puskesmas Negara Putu Watini dan suaminya Gusti Komang Sukadana mengaku jadi peserta pemain tarik tambang.
Pasangan suami istri dari Banjar Kepuh, Desa Mendoyo Dauh Tukad ini mengaku makan nasi bungkus sejak awal pertama porcam mulai. Namun merasa sakit ketika makan nasi bungkus hari ketiga.
Sayu Budi peserta tarik tambang yang membesuk temannya mengaku sehat-sehat saja karena tidak makan nasi bungkus sejak awal. “Syukur saya tidak minta nasi,” katanya terkekeh.
Gusti Putu Sudarma yang jadi peserta futsal mengaku makan cuma nasi terakhir dan langsung sakit. Gusti Ayu Kade Panta Mahayuni mengaku ke lokasi porcam hanya menonton dan di lapangan tidak minta nasi. Namun bibinya selalu membawa nasi pulang ke rumah dan dia memakannya di rumah sehingga ikut sakit dan diopname. Semua pasien keracunan mengaku diare dan perutnya sakit juga mual-mual. (kmb/balipost)