Causa Iman Karana. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pasokan ritel sewa atau pusat perbelanjaan di Bali meningkat pada triwulan II 2019, namun dari sisi permintaan, terindikasi terjadi penurunan. Hal ini dikatakan Kepala Bank Indonesia KPw Bali Causa Iman Karana saat acara OSBIM Survei Perkembangan Properti beberapa hari  lalu.

Menurut Causa Karana, pasokan pusat perbelanjaan meningkat 18.691 meter persegi menjadi total 255.700 meter persegi. Peningkatan ini berawal dari mulai beroperasinya pusat perbelanjaan di Jalan Imam Bonjol, Denpasar. Akan tetapi dari sisi permintaan, terindikasi terjadi penurunan. Hal ini tercermin dari penurunan tingkat hunian ritel menjadi 83,85 persen dari triwulan sebelumnya yang sebesar 84,48 persen. Penyerapan didominasi oleh ritel yang bergerak di bidang food and beverage, hiburan, dan boutique fashion.

Baca juga:  Hari Terakhir Verifikasi Bantuan, Kantor Dinas PMA Sepi Prajuru Desa Adat

”Sebenarnya pasar ritel sewa di Bali memiliki tingkat hunian cukup besar yaitu
83,85 persen yang berasal dari 12 pusat perbelanjaan di Kuta, Nusa Dua,
Seminyak, Renon, dan Benoa,” bebernya sembari menyebut pasar ritel diperkirakan
tidak akan mengalami perubahan hingga akhir tahun 2019.

BI juga melakukan survei terhadap pasokan perkantoran sewa dan hotel. Pada periode yang sama, jumlah pasokan perkantoran sewa di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung mengalami peningkatan. Pasokan tercatat 7.459 meter persegi, bertambah seluas 2,759 meter persegi dibanding triwulan lalu dan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga:  Dibagi 2 Kloter, Bali Berangkatkan 729 Jemaah Haji

Dijelaskannya, dari sisi permintaan, tingkat hunian perkantoran sewa di wilayah Denpasar dan Badung terjadi kenaikan 3,37 persen dibandingkan triwulan lalu. Dibandingkan tahun 2018, terjadi kenaikan tingkat hunian 6,46 persen. Peningkatan bersumber dari permintaan sektor IT dan tour and travel.

Dari sisi harga, sewa perkantoran pada triwulan II 2019 juga cenderung mengalami tren peningkatan. Rata–rata harga sewa dasar ruang perkantoran di Bali naik 15,4 persen (qtq) menjadi Rp 118.333 per meter persegi per bulan. Akselerasi harga jual disebabkan adanya penyesuaian pada harga deal (transaksi) yang berkisar antara 10 persen-15 persen.

Baca juga:  Hotel di Medewi Diduga Belum Berizin

Selain itu, diperkirakan terdapat penambahan pasokan perkantoran baru seluas 21.000 meter persegi di wilayah Nusa Dua yang rencananya mulai beroperasi pada pertengahan 2021. Perkantoran tersebut dikembangkan dengan konsep resort dengan jam operasi 24 jam selama tujuh hari.

Causa Karana menambahkan,  hasil survei menunjukkan pasar perkantoran akan mengalami pergerakan positif di triwulan III 2019 seiring dengan berakhirnya pemilu dan membaiknya kondisi bisnis di Bali. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *