DENPASAR, BALIPOST.com – BPBD Provinsi Bali mendorong semua pihak untuk lebih memantapkan upaya mitigasi bencana. Terlebih, selatan Bali sempat diguncang tiga kali gempa dalam sehari pada Rabu (24/7).
Sesuai rilis resmi BMKG, gempa terjadi di Samudra Hindia selatan Bali, masing-masing pada pukul 09.29.13 Wita dengan kekuatan 4,9, pukul 18.53.13 Wita dengan berkekuatan 4,1, dan pukul 21.17.23 Wita dengan kekuatan 5,2. Sebelumnya pada 16 Juli, Bali juga diguncang gempa dengan kekuatan 6,0 SR.
“Misalnya lakukan upaya paling sederhana mulai dari rumah masing-masing dengan mengecek kekuatan infrastruktur rumah, lanjut dihimbau ke gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan dan gedung lainnya. Intinya dengan melakukan pengecekan, kita bisa melakukan langkah antisipasi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin dalam keterangan pers, Kamis (25/7).
Menurut Rentin, awal tahun ini telah dilakukan revisi Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang BNPB untuk penguatan koordinasi antarpemangku kepentingan dalam rangka memperkuat manajemen mitigasi dan penanggulangan bencana. Rencana tata ruang wilayah terutama di area rawan bencana juga turut direvisi dengan mempertimbangkan mitigasi bencana.
Selain itu, dibarengi pula dengan penegakan hukum. “Artinya jika sudah ditetapkan sebagai zona rawan bencana maka dihindari untuk pembangunan apalagi tempat tinggal,” jelasnya.
Rentin menambahkan, Pemprov Bali juga sudah menetapkan Hari Simulasi Bencana. Pada tanggal 26 setiap bulannya agar dilakukan kegiatan simulasi secara rutin dan berkelanjutan untuk mendidik dan melatih diri dalam menghadapi bencana seperti gempa.
Di samping mengimbau semua pihak agar meningkatkan kesiapsiagaan, namun tidak perlu resah dan khawatir. Apalagi, aktivitas gempa bumi masih sulit dikenali polanya, serta belum dapat diprediksi kapan, dimana, dan berapa kekuatannya.
“Mari secara bersama kita melatih diri dan menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan bencana, karena kita tahu dan paham bahwa Pulau Bali berada pada ring off fire,” pungkasnya.
Ia mengatakan, informasi tentang gempa tujuannya untuk membenahi upaya mitigasi. Bukan direspon dengan ketakutan dan kecemasan berlebihan. (Rindra Devita/balipost)