TABANAN, BALIPOST.com – Sejumlah gelas minum dan galon berisi air mineral nampak terlihat di sudut belakang ruang kelas VI SDN 1 Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Deretan gelas tersebut adalah milik para siswa.

Menariknya, mereka juga menggunakan gelas tersebut saat membeli minuman ke kantin sekolah. Guru pembina SDN 1 Mambang, I Wayan Budi Susila menjelaskan, aturan mewajibkan siswa membawa gelas ke sekolah ini didasari akan keprihatinan produksi sampah plastik yang cukup banyak dalam setiap harinya.

Pembungkus makanan dan minuman kemasan berupa plastik, tertumpuk dalam jumlah banyak di tempat sampah lingkungan sekolah. Untuk mengurangi produksi limbah inilah, sekolah mengharuskan siswa-siswinya membawa alat gelas untuk minim ataupun berbelanja ke kantin sekolah.

Baca juga:  "Waste to Wealth" Dimulai Lewat Bersih Pantai Kertalangu

Bahkan gelas yang digunakan oleh para siswa tetap diletakan di sekolah. Sehingga tidak perlu membawa bolak-balik setiap hari. “Jadi mereka tidak perlu lagi menggunakan plastik dan sedotan plastik saat membeli jajanan di sekolah, bahkan lebih higienis, setelah dipakai mereka langsung mencuci gelas dan disimpan lagi di rak yang ada di belakang ruangan,” terangnya.

Lanjut dikatakan oleh guru yang getol berinovasi mengatasi persoalan sampah plastik ini, sebagai sekolah yang menyandang status adiwiyata, tentu saja kegiatan semacam itu menjadi salah satu pola perilaku dalam mengaplikasikan pendidikan berbasis lingkungan pada kehidupan sosial sehari-hari di sekolah. “Inilah tujuan utama dibentuknya sekolah adiwiyata, selain pola perilaku mengurangi sampah plastik diterapkan di sekolah diharapkan bisa berimbas pula di lingkungan luar sekolah seperti di rumah,” terangnya.

Baca juga:  Kota dalam Hutan Apa Hutan dalam Kota?

Terkait kebijakan membawa gelas yang sudah lama diterapkan oleh pihak sekolah ini disambut baik oleh para siswa. I Gede Teguh Diksha Laksmana misalnya, siswa kelas VI ini mengaku tidak keberatan membeli minuman di kantin sekolah dengan membawa gelas sendiri.

Sebab, banyak manfaatnya dan tidak menghasilkan limbah plastik. “Sama sekali tidak keberatan, bawa gelas biar sampah berkurang. Kalau sudah dicuci saya taruh lagi di kelas,” tutur Teguh.

Baca juga:  Investasi Masif, Lingkungan Makin Terdegradasi

Seperti diketahui, SDN 1 Mambang merupakan salah satu sekolah di Kecamatan Selemadeg Timur yang getol melakukan beragam inovasi yang berkaitan dengan pengolahan limbah plastik. Selain menjadikan limbah plastik menjadi beragam kerajinan untuk dijadikan hiasan di lingkungan sekolah, terakhir mereka tengah membuat pagar penyengker sekolah dengan memanfaatkan limbah plastik yang dipadatkan dalam botol air mineral atau Ecobrick. “Jika ini bisa diterapkan oleh masing-masing siswa di sekolah, saya yakin persoalan sampah plastik bukan lagi menjadi masalah yang pelik, hanya tinggal mencari ide-ide inovatif lainnya bagaimana memanfaatkan limbah plastik menjadi hal yang bermanfaat,” ucap Budi Susila. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *