Petani sedang memetik cabai. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Hektaran tanaman cabai yang ada di Subak Yang Taluh, Desa Sidemen mengalami kerusakan. Tanaman cabai yang rusak diakibatkan cuaca yang tak menentu. Kondisi itu, membuat petani gigit jari karena mengalami gagal panen.

Salah seorang petani di Desa Sidemen, Ni Wayan Kari, Minggu (28/7) mengatakan, tanaman cabai yang rusak diakibatkan oleh faktor cuaca yang tak menntu. Sejak beberapa pekan terakhir, cuaca tak menentu, terkadang panas dan terkadang turun hujan lebat.

Baca juga:  Warga Seraya Tunggu Realisasi Jembatan Tukad Yeh Banges

Kata dia, luas tanaman cabai yang rusak mencapai puluhan hektar. “Cabai sudah layak panen. Sebelum tanaman rusak, daun cabai lebih dulu menguning dan keriting. Dan setelah itu buah cabai mulai mengalami kerusakan hingga membusuk dan rontok. Cabai yang busuk tidak bisa dijual,” ujarnya.

Kari menambahkan, atas kondisi ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar tidak semuanya rusak. Mulai dari melakukan penyemprotan memakai  pestisida hingga rutin melakukan penyiraman. “Semua cara sudah dilakukan, tapi upaya itu tidak membuahkan hasil. Tanaman cabai tetap saja rusak. Dan hasil panen yang didapat jauh merosot. Kalau sebelumnya sekali panen bisa mencapai 40 kg buah cabai, tapi sekarang hanya dapat 5 sampai 7 kg buah cabai. Kondisi ini membuat saya mengalami kerugian jutaan rupiah,” katanya.

Baca juga:  Di Klungkung, 40 Persen Sekolah Masih Rusak

Lebih lanjut dikatakannya, untuk saat ini harga lumayan mahal. Jelas Kari, untuk cabai merah besar kini harganya mencapai Rp 50 ribu per kg. Sedangkan untuk harga hijau sebesar Rp 20 ribu rupiah. “Harga capai masih lumayan mahal. Semoga harganya tetap stabil,” harap Kari. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *