DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang baru dikukuhkan kembali dalam Kongres V, Kamis (8/8) malam, disebut sudah mengantongi nama-nama menteri untuk kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDIP demisioner, Puan Maharani kepada awak media, di Sanur, Denpasar, Jumat (9/8).
Ketika ditanya siapa saja nama-nama yang dimaksud, putri dari Megawati ini enggan menyebutnya. “Nama-nama sudah ada dong, partai sebesar ini masak nggak punya nama. (Siapa contohnya?) Ya…banyak,” ujarnya.
Puan malah balik bertanya kepada wartawan, siapa kira-kira yang cocok menjadi menteri. “Contoh dari kalian siapa yang pantas? Bingung kan menjawabnya. Ya, udah, nanti aja lihat,” sambungnya.
Puan menambahkan, nama menteri sudah ada di kantong Ketua Umum. Hal itu sudah dibahas secara terbatas dan tertutup. Namun, nama-nama itu masih akan diumumkan nanti. “Nantilah, masih Oktober koq. Masih lama,” jelasnya.
Menurut Puan, ada lebih dari 10 nama menteri yang sudah dikantongi Mega. Apalagi saat pembukaan Kongres V PDIP, Presiden RI Joko Widodo sudah menyatakan bila PDIP akan mendapatkan posisi menteri lebih banyak. Ini lantaran perolehan suara PDIP memang lebih banyak dan menjadi partai pemenang pemilu 2019.
Puan sendiri sempat memposting foto di instagram pribadinya. Di dalam foto tersebut antaralain ada Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo, Ma’ruf Amin serta ketua-ketua partai koalisi. Santer beredar saat itu ada pembahasan soal jatah menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf 5 tahun mendatang.
“Nggak lah, itu lagi nunggu masuk ke pembukaan ya…kita duduk bareng. Ya… ngobrol-ngobrol aja. Masak baru duduk aja udah harus ngomong koalisi. Masak setiap duduk ngomongin menteri,” bantahnya.
Masalah menteri, lanjut Puan, sebetulnya bukan soal bagi-bagi jatah. Tapi sebagai partai yang ikut dalam pemilu, tujuannya adalah meraih kepercayaan rakyat dan meraih suara terbanyak dari rakyat untuk bisa mendapatkan kursi. “Jadi kalau kemudian kita punya suara, yang lain tidak punya suara ya…sudah sewajarnya bahwa kemudian yang mempunyai suara yang lebih diperhatikan dari yang tidak mendapatkan suara. Ini bukan bagi-bagi jatah lho ya,” terangnya. (Rindra Devita/balipost)