BANGLI, BALIPOST.com – Tiga dusun yang ada di Desa Buahan, Kintamani mengalami kesulitan air bersih. AKibatnya, ratusan kepala keluarga yang tinggal di tiga dusun tersebut kekurangan pasokan air bersih untuk minum.
Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, Ketut Agus Sutapa, seizin Kalak BPBD Wayan Karmawan pendistribusian air bersih rencananya akan dilakukan, Senin (19/8). Pendistribusian air bersih dilakukan BPBD bersama Dinas Sosial dan PDAM, karena adanya permintaan dari pihak desa setempat. “Berdasarkan keterangan perbekel setempat, tiga dusun yang ada di wilayah atas tersebut kekurangan pasokan air bersih untuk minum,” ungkapnya, Minggu (18/8).
Selain ketiga dusun di Desa Buahan, BPBD juga rencananya akan mendistribusikan air bersih ke sebuah SMP swasta yang ada di Desa Suter. Pendistribusian air akan dilakukan menggunakan masing-masing kendaraan tangki milik BPBD, Dinsos dan PDAM dengan kapasitas 5 ribu kubik. “Kita lihat situasi. Sesuai perencanaan dan perintah bapak Sekda, kita akan mengeluarkan masing-masing satu tangki isian 5 ribu kubik. Jadi sekali jalan 15 ribu kubik yang kita alokasikan untuk tiga dusun. Kalau masih ada waktu, mengingat medan yang terjal, akan kita tambah pendistribusiannya,” jelasnya.
Agus mengatakan, Desa Buahan menjadi desa pertama yang meminta pasokan air bersih ke BPBD pada tahun ini. Berdasarkan data, pendistribusian air bersih ke Desa Buahan terakhir kali dilakukan tahun 2015.
Menurut Agus, tidak menutup kemungkinan setelah pendistribusian ketiga dusun itu dilakukan, akan banyak desa/dusun lainnya yang menyusul mengajukan permohonan pasokan air bersih ke BPBD.
Sementara itu, dihubungi terpisah Perbekel Desa Buahan Wayan Suardi mengakui pihaknya meminta bantuan BPBD untuk mendistribusikan air bersih ke tiga dusun di desanya. Adapun tiga dusun tersebut yakni Binyan, Tabih dan Munduk Waru yang keseluruhannya dihuni 325 kepala keluarga.
Dikatakan, Suardi untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama ini, warga di ketiga dusun mengandalkan air tadah hujan serta air tangki yang dibeli dengan harga Rp 250 ribu per satu tangkinya. Sebab, tiga dusun tersebut belum terlayani PDAM.
Untuk kebutuhan air pertanian, warga telah memanfaatkan air Danau Batur yang diangkat menggunakan mesin pompa. “Sejauh ini tiga dusun tersebut tidak sampai mengalami kekeringan. Kami meminta pasokan air ke BPBD untuk meringankan beban masyarakat kami,” kata Suardi. (Dayu Swasrina/balipost)