sawah
Salah satu petani bibit di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Puluhan hektar sawah di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan yang sebelumnya tertanami padi beralih fungsi sebagai tempat pembibitan tanaman buah.  Kondisi ini sudah berlangsung sejak belasan tahun, sehingga menyebabkan produksi beras mengalami penurunan.  Hal itu secara tidak langsung berdampak buruk pada program swasembada pangan yang terus digaungkan pemerintah.

Klian Subak Mayungan Gede Desa Sudaji, I Wayan Dwipa menjelaskan berdasarkan data terakhir, luas lahan perkebunan dan sawah di wilayahnya mencapai 817 hektar. Namun, sejak tahun 2000-an, lahan persawahan sedikit demi sedikit mulai dijadikan tempat pembibitan tanaman buah. “Sampai sekarang sudah ada sekitar 40 hektar yang beralih jadi tempat pembibitan,” ujarnya, Jumat (12/5).

Baca juga:  Bupati Instruksikan Wilayah Radius 9 km Malam Ini Dikosongkan

Tanaman buah yang dibibitkan bervariasi, mulai dari durian, manggis, duku, mangga dan wani. Usaha ini tak hanya digeluti masyarakat lokal, tetapi juga dari luar yang langsung menyewa lahan. “Bibit ini sudah terjual ke berbagai daerah,” katanya.

Pensiunan Polri ini menyebutkan pembibitan ini muncul salah satunya akibat prospeknya yang tergolong menggiurkan. Berbeda dengan penanaman padi yang nyaris tidak memberikan harapan kepada petani. “Dengan dikontrakkan untuk tanam bibit, petani sudah langsung dapat uang. Tidak seperti tanam padi, prosesnya lama. Hasil juga belum pasti. Itu tergantung musim dan serangan hama,” sebutnya.

Baca juga:  Majukan Pariwisata Nasional, Dimulai dari Bali

Dibalik dampaknya yang positif untuk perekonomian, alih fungsi komoditi ini menyebabkan produksi beras mengalami penurunan. Hal ini dinilai berdampak pada program swasembada pangan yang kini digalakkan pemerintah. “Dampak negatifnya, produksi beras secara otomatis turun,” ucapnya.

Sementara itu, salah seorang petani Ketut Arsana mengungkapkan pembibitan ini juga menyebabkan tingkat kesuburan tanah berkurang. Menyikapi itu, pemupukan terus diintensifkan. “Nanti kalau bibit sudah dipindahkan, langsung diisi pupuk,” tuturnya. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Begini Keluhan Petani Sayur di Masa Pandemi Covid-19
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *