MANGUPURA, BALIPOST.com – Jumlah pelancong yang menggunakan gawai saat mereka berpergian makin tinggi. Umumnya pelancong jenis ini adalah mereka yang disebut millinnea traveler, lahir di antara tahun 80an hingga 2000an.

Makin banyaknya millinnea traveler ini, dikatakan Derrick Lee, Vice President Global & Vertical Accounts Alcatel – Lucent Enterprise (ALE), harus disikapi serius oleh industri perhotelan. Sebab millinnea traveler ini umumnya menggunakan lebih dari dua gawai saat berpergian dan melakukan apapun menggunakan gawai ini.

Saat ini, mengutip dari data ITB World Travel Trend Report 2016/2017, jumlah millinnea traveler yang berpergian pada 2016 mencapai 30-40 persen dari total pelancong seluruh dunia. Lima tahun lagi, ia memprediksi millinnea traveler ini akan tumbuh sekitar 50 persen dari total pelancong di dunia.

Baca juga:  Sering Disebut "Pak Lurah," Jokowi Tegaskan Dirinya Presiden Indonesia

Untuk itu, ia menilai industri perhotelan harus bersiap dan melakukan perubahan di bidang teknologi. “Jika hotel tidak mau berubah, para traveler akan beralih dan memilih hotel yang mengadopsi teknologi informasi. Sebab, para millinnea traveler ini ingin menggunakan gadget mereka dimanapun berada,” jelasnya ditemui di sela-sela Alcatel-Lucent Enterprise Annual Event: Digital Transformation in Hospitality Industry bertempat di Courtyard Marriot Hotel, Nusa Dua, Sabtu (13/5).

Baca juga:  Egg Painting Batuan

Melalui, sistem digital transformasi yang dikembangkan ALE, ia mengatakan hotel bisa memenuhi kebutuhan para millinnea traveler ini. “Saat ini customer engagement merupakan hal yang sangat penting, dan ALE mampu memberikan pengalaman tersebut,” ujarnya.

Bahkan dikatakan Adios Purnama, Country Manager Alcatel – Lucent Enterprise Indonesia, ALE dengan pengalaman dan keberhasilannya di industri perhotelan tidak hanya memberikan solusi melalui inovasi produknya. Namun juga memberikan kesempatan bagi industri perhotelan untuk terus berkembang dengan mengoptimalkan manfaat dari teknologi informasi agar lebih kompetitif di era digital.

Baca juga:  Perekonomian Triwulan IV 2022 Tumbuh 5,01 Persen

“Transformasi digital dalam industri perhotelan bukan merupakan pilihan lagi, tetapi merupakan keharusan yang dapat membantu industri ini menjadi kompetitif di era digital, baik untuk mengoptimalkan operasional maupun untuk meningkatkan loyalitas tamu. Solusi yang kami tawarkan dalam mewujudkan transformasi digital di industri perhotelan dirancang khusus untuk industri ini dan juga disesuaikan dengan prilaku konsumen di era digital,” ujarnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *