DENPASAR, BALIPOST.com – RSUP Sanglah menghadapi tantangan baru. Pertama kali RSUP Sanglah menangani kasus bayi kembar siam dengan kondisi jantung juga menempel.
Mengingat jantung merupakan organ vital pada tubuh manusia, kasus ini akan dikonsultasikan dengan tim medis dari Surabaya. “Kami harus menentukan bayi kembar siam ini bisa dipisahkan atau tidak. Karena dari pemeriksaan penunjang yang kami lakukan, itu sepertinya jantungnya berhubungan antara satu dengan yang lainnya,” ujar Dr.dr. I Ketut Sudartana, Sp.B- KBD., Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah dalam pers conference, Rabu (4/9).
Liver bayi juga menjadi satu. Namun masing-masing memiliki saluran pencernaan sendiri. “Jadi problem kami ke depan adalah masalah jantung sebenarnya yang paling berat. Ini yang perlu kami lakukan konsultasi dengan tim crisis center yang lebih berpengalama n dalam menangani bayi kembar siam, baik di Surabaya maupun di Jakarta,” tandasnya.
Selama ini RSUP Sanglah bekerjasama dengan Surabaya dalam menangani kasus-kasus tertentu. Laporan sudah disusun untuk dikirim ke tim medis yang biasa menangani bayi kembar siam di Surabaya.
Ia berharap dalam waktu 2 -3 hari ada jawaban dari Surabaya apakah bisa dilakuka pemisahan atau tidak. “Kalau mereka ragu, kami akan undang untuk diskusi ke RSUP Sanglah dengan tim medis kami,” pungkasnya.
Berdasarkan pengalaman, RSUP Sanglah tak banyak menangani kasus bayi kembar siam dengan kondisi jantung yang terhubung. Sedangkan kasus hati yang menempel sudah banyak ditemui sehingga lebih mudah dalam penanganan.
Menurutnya jantung berhubungan dengan oksigen, darah sehingga sangat vital. Sementara kondisi umum bayi dikatakan stabil.
Nafsu makan bagus begitu juga minum. Kini bayi tersebut sudah tidak lagi membutuhkan oksigen bantuan, suhu tubuhnya normal, pernafasan membaik, gerak dan tangisnya normal. Infusnya pun sudah dilepas.
Namun perawatan masih dilakukan di ruang isolasi dengan radian warmer. Berat badan kedua bayi tersebut 5.190 gram, panjang bayi I 43 cm, lingkar kepala 33 cm.
Sementara bayi II panjang badannya 44,5 cm dan lingkar kepala 34 cm. Saat ini bayi tersebut masih memerlukan chest fisioterapi, stimulasi, fisioterapi untuk membenahi postur tubuh bayi karena kepala terlalu mendongak. Tahap selanjutnya adalah optimalisasi perawatan, persiapan diagnostic lanjutan bila diperlukan. (Citta Maya/balipost)