sanggah
Perajin sanggah di Dusun Tegallenga, Desa Kalisada, Seririt. (BP/sos)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Perajin sanggah maupun bangunan ukir lainnya di Desa Kalisada, Kecamatan Seririt sejak beberapa tahun belakangan gigit jari. Hal itu menyusul pesanan yang lesu seiring menjamurnya usaha serupa.

Kerajinan yang memerlukan bakat seni tinggi itu salah satunya banyak ditemui di Dusun Tegallenga, Desa Kalisada. Bangunan yang dibuat tak hanya berupa sanggah, tetapi juga bangunan Bali lainnya. Salah seorang perajin, Gusti Ketut Partika menuturkan kerajinan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

Baca juga:  Sudah Buat Rekening, Dua Perajin Calon Penerima Bantuan Tiba-tiba Dicoret dan Diganti

Khusus dirinya, sudah menggeluti sejak 1979 silam. Selama 30 tahun berjalan, orderan cukup banyak. Itu tak hanya berasal dari Kabupaten Buleleng saja, tetapi juga dari kabupaten lain, seperti Jembrana. Bahkan beberapa kali ada dari Jakarta. “Karena kuwalahan memenuhi pesanan, saya sampai nolak,” ujarnya, Minggu (14/5).

Pesanan yang demikian tidak terus berlanjut. Sejak tiga tahun lalu mulai lesu. Hal tersebut dipicu oleh menjamurnya usaha serupa di sejumlah daerah. Kondisi itu juga berimbas pada hilangnya pekerjaan sejumlah warga. “Kalau dulu sampai ngajak tenaga untuk ngukir. Sekarang hanya sendiri,” ucapnya.

Baca juga:  Perajin Kini Tak Bergantung Naik Turunnya Pariwisata, Pangsa Pasarnya Mengarah ke Sektor Ini

Usaha rumahan ini juga sering dihadapkan dengan sulitnya pemenuhan bahan baku. Berbagai jenis kayu lokal, salah satunya nangka mulai sulit didapatkan. Harganya pun cenderung mengalami lonjakan. “Untuk dapat kayu sering harus menunggu. Harganya juga cenderung meningkat. Tapi kami di pengusaha tidak berani meningkatkan harga jual. Takut makin sepi,” tandas pria berperawakan kurus ini. (sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *