DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam rangka menambah wawasan bagi para pemangku dan serati pemula, sebanyak 196 peserta mengikuti pelatihan kepemangkuan dan serati di Pura Puseh Denpasar, Sabtu (7/9). Ratusan peserta ini terdiri dari 108 pemangku dan 88 serati yang berasal dari berbagai desa maupun kecamatan di Kota Denpasar.
Kegiatan ini digagas Yayasan Dharma Bakti, yang anggotanya merupakan pengempon Pura Puseh Denpasar dan sejumlah pengempon pura lainnya yang berkaitan. Ketua PHDI Denpasar I Nyoman Kenak, pada kesempatan tersebut menekankan kepada para peserta yakni, ada tiga hal yang dijadikan kerangka dasar dalam menjalani kewajiban sebagai pemangku. Yakni, tatwa, susila dan acara.
Melalui pelatihan tersebut, Kenal berharap para pemangku mendapat informasi dan pemahaman tentang kepemangkuan dan serati, sehingga juga mampu memberi penjelasan kepada umat. “Soal acara maupun upacara sudah biasa bagi pemangku dan serati, yang perlu ditekankan adalah susila atau tingkah lakunya,” pungkasnya usai membuka kegiatan.
Kata dia, pelatihan ini sangat membantu PHDI dalam upaya menjabarkan nilai-nilai keagamanaan kepada masyarakat. Agar mendapat informasi yang sesuai dengan visi misi PHDI, pihaknya berharap agar narasumber yang dipilih relevan dengan materi yang dibutuhkan.
Baginya, narasumber tidak berpatokan dengan status spiritual seseorang, antara welaka maupun sulinggih. “Yang pasti apa yang dijabarkan tidak bertentangan dengan sastra yang ada,” ucapnya.
Sementara Walikota Denpasar yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar IGN Bagus Mataram, menyampaikan apresiasi dan ungkapan terima kasih terhadap pihak penyelenggara. Ia mengatakan jika pelatihan tersebut sejalan dengan visi misi Kota Denpasar untuk mewujudkan kota berwawasan berbudaya. “Sesuai dengan lontar Kusuma Dewa maupun lontar Sangkul Putih, pemangku diharapkan mampu melaksanakan sesama (kewajiban), sesuai desa kala patra,” ujarnya.
Mataram mengatakan Pemerintah Kota Denpasar cukup memberi prioritas terhadap kualitas dan kesejahteraan dal bentuk Punia kepada pemangku maupun sulinggih. Pemangku yang dimaksud adalah mereka yang terdaftar sebagai pemangku di pura kayangan tiga yang ada di Denpasar. “Ada 35 desa adat, di setiap desa adat tiga pura besar, jadi semua itu kita berikan punia. Bagi penyelenggara, bisa mengajukan proposal untuk bantuan kegiatan,” terangnya.
Ketua panita yang sekaligus Ketua Yayasan Dharma Bakti, Ketut Suwardana menjelaskan pelatihan tersebut bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pemangku dan serati pemula. Ia mengapresiasi antusiasme para peserta yang jumlahnya terbilang membludak.
Kata dia, pelatihan digelar selama dua hari yang berakhir pada Minggu (8/9). “Awalnya kami buka kuota 50 pemangku dan 50 serati, ternyata banyak yang berminat,” bebernya. (Yudi Karnaedi/balipost)