MANGUPURA, BALIPOST.com – HardysCorp yang didirikan oleh Putra Bali Gede Hardy dan Ketut Rukmini Hardy pada 11 Juli 1997, sangat mendukung program Pemerintah Provinsi Bali. Yakni untuk mewujudkan cita-cita dalam menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali untuk menciptakan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala maupun niskala yang terkonsep dalam visi Gubernur Bali, Wayan Koster yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Implementasi dari konsep Tri Hita Karana ini juga tercantum dalam 9 Pilar HardysCorp, HardysPeduli yang dilaksanakan melalui HardysFoundation. HardysCorp yang saat ini telah melepaskan seluruh asset unit bisnisnya guna untuk penyelesaian kewajiban kepada seluruh krediturnya, melalui CSR HardysPeduli ikut melaksanakan secara nyata program Pemerintah Provinsi Bali yaitu Gerakan Semesta Berencana: Bali Resik Sampah Plastik yang merupakan implementasi Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah Plastik Sekali Pakai.

Baca juga:  Kebijakan Gubernur Koster "Perangi" Sampah Plastik Tuai Pujian dari Australia

HardysPeduli melaksanakan kegiatan bersih Pantai Kuta dari sampah plastik pada Sabtu (7/9). Pantai Kuta dengan pasir putihnya sebagai destinasi favorit pengunjung berwisata ke Pulau Dewata Bali harus terus dijaga kualitasnya bebas dari sampah terutama sampah plastik.

Kegiatan HardysPeduli ini dilaksanakan dan dihadiri oleh perwakilan Keluarga HardysCorp, rekanan bisnis dan masyarakat setempat dengan mengajak anak-anak karyawan, serta generasi muda HardysCorp, Hillary Angelina Gardenia Hardy, Lilly Harmony Hardy, dan Jasmine Lovely Hardy. Mereka mendapatkan edukasi secara nyata di lapangan.

Baca juga:  Penerapan Cukai Plastik Diragukan Bisa Mengubah Perilaku Masyarakat

Konsep HardysPeduli adalah mengutamakan pemberian bantuan dalam bentuk Jnana Yadnya melalui proses edukasi kepada masyarakat yang dilaksanakan setiap akhir pekan. Meskipun telah ada teknologi beach cleaner sebagai penyaring pasir dari sampah plastik atau kotoran yang berada di permukaan maupun di dalam pasir, pada titik yang tidak dijangkau mesin diperlukan juga kesadaran masyarakat.

Diharapkan kegiatan ini mampu membangun partisipasi masyarakat. Terutama generasi muda untuk berperan aktif dalam perlindungan lingkungan hidup. (kmb/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Pecatu Perbaiki Meru Tumpang Tiga di Pura Uluwatu
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *