DENPASAR, BALIPOST.com – Hingga saat ini Bali aman dari virus African Swine Fever. Untuk mencegah masuknya virus ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Bali bekerjasama dengan Angkasa Pura dan Karantina, mengantisipasi produk–produk makanan yang dibawa oleh wisatawan Tiongkok.
“Memang belum ada obat dan vaksinnya. Kalau sampai masuk ke Bali, ancaman bagi peternak babi yang ada di Bali. Untuk itu kami melakukan antisipasi dan koordinasi dengan AP, Karantina, mencegah masuknya penyakit ini ke Bali melalui wisatawan yang membawa sisa–sisa makanan dari Tiongkok ke Bali,” ungkap Wayan Mardiana, Kepala Dinas PKH Provinsi Bali.
Antisipasi sudah dilakukan sejak Juli. Sampai saat ini dikatakan virus tersebut tidak terdeteksi di Bali.
Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita menjelaskan, African Swin Paper adalah penyakit yang sifatnya zoonosis yang bisa menular lewat manusia. Penyakit ini menyebabkan kematian yang sangat tinggi karena penyebabnya adalah virus. “Penyakit ini sudah dekat, ada di Cina, Myanmar, Thailand dan terakhir terjadi kematian yang sangat tinggi di Filipina,” ungkapnya.
Penyebab penularan penyakit ini diduga dari sisa-sisa makanan yang dibawa oleh penumpang pesawat. “Kalau ini tidak terdeteksi di Bali dengan baik, kalau keburu masuk, menghilangkannya susah,” pungkasnya.
Untuk itu perlu dilakukan monitoring dan surveilans terhadap penyakit ini. Diantaranya melalui lintas orang dan barang dari negara sumber dan penyebar. (Citta Maya/balipost)