AMLAPURA, BALIPOST.com – Pengikisan pinggiran pantai atau abrasi kian parah di Kabupaten Karangasem. Tidak hanya pesisir pantai, tempat suci bahkan pura yang berada di pinggir pantai mulai diserang abrasi. Jika dibiarkan, abrasi akan semakin parah di wilayah Karangasem.
Berdasarkan pantauan, di Desa Seraya, abrasi nyaris menghabiskan halaman Pura Segara. Kuburan muslim yang ada di sekitar pantai juga termakan abrasi. Bahkan, satu unit palinggih pondasinya sudah ambruk akibat terus dikikis air laut.
Salah seorang nelayan Seraya, Ketut Guna, mengatakan, abrasi sudah mencaplok semua titik Pantai Ujung sampai Seraya. Jika kondisi tersebut dibiarkan, abrasi akan semakin parah dan bisa mengancam nelayan. “Semoga ada penanganan dari pemerintah, sehingga abrasi tidak semakin meluas dan tambah parah,” ujarnya, Rabu (18/9).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karangasem Nyoman Sutirtayasa mengungkapkan, Karangasem memiliki pantai sepanjang 85 kilometer. Dari panjang itu, 31 kilometer berpotensi abrasi dengan level tinggi hingga menengah. Di Pantai Yeh Malet, berbatasan dengan Klungkung, kemudian Padangbai, Buitan, Candidasa, sampai Bugbug relatif stabil. Sementara di Kecamatan Kubu paling banyak.
Sutirtayasa menambahkan, beberapa titik di Pantai Jasri sebelumnya sudah ditangani dengan pembangunan revetment. Begitu pula Pantai Ujung di Desa Tumbu. Yang menjadi perhatian pemerintah adalah melakukan normalisasi pantai, terutama di Kecamatan Kubu yang memiliki wilayah pantai paling banyak berpotensi abrasi. “Dari 31 kilometer yang berpotensi abrasi, sepanjang 4 kilometer sudah ditangani dengan pembuatan revetment dan penanaman bakau. Sementara sepanjang 27 kilometer belum ditangani,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)