SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah ternak milik warga di Desa Bunga Mekar, Nusa Penida, ditemukan mati misterius. Ada yang karena terkena gigitan, ada pula yang mati dengan kondisi isi jeroannya hilang. Ternak yang menjadi korban adalah sapi, ayam, dan babi peliharaan warga setempat. Situasi demikian amat meresahkan warga sekitar.

Perbekel Bunga Mekar, Wayan Yasa, Rabu (18/9), mengatakan peristiwa terakhir terjadi pekan ini. Empat ekor anak sapi mati misterius di Banjar Pundukaha Kaja. Tiga sapi mati pada Senin (16/9) malam. Lokasinya persis di tempat Simatri Pondok Indah, Desa Bunga Mekar. Salah satunya milik Mangku Sulatri atau Wayan Darma, sedang satu lainnya kepunyaan warga yang dilepasliarkan.

Baca juga:  Kendati Kasus Covid-19 Paling Rendah di Bali, Jembrana Tetap Waspada

Warga sangat penasaran dengan rangkaian peristiwa ini. Ada yang menduga dilakukan gerombolan anjing liar. Sesaat sebelum kejadian, warga kerap melihat gerombolan anjing liar di sekitar lokasi peternakan warga. Anehnya, sapi tidak dimakan. Sejauh ini, dugaan itu belum cukup kuat. Sebab, ada juga yang mati dengan kondisi jeroannya hilang.

Yasa sangat menyayangkan peristiwa ini. Padahal, warga setempat hanya mengandalkan ternak agar nantinya bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Anak sapi yang menjadi sasaran tersebut rata-rata baru berumur sekitar dua minggu.

Baca juga:  Gubernur Sarankan Bupati/Walikota Tutup Kunjungan di Objek Wisata

Peristiwa ini bukan sesuatu hal baru bagi warga karena sudah sering terjadi. Tidak hanya di Banjar Pundukaha Kaja, tetapi juga ternak milik warga di Banjar Gelagah, Banjar Pundukaha Kelod, dan Karangdawa. “Ini sudah sangat meresahkan. Sebab, sekarang sasarannya bukan cuma sapi, tetapi juga ayam dan babi. Babi yang menjadi korban salah satunya milik warga bernama Sumantra di pinggir jalan.

Ia minta warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan. Peternak agar mengandangkan semua peliharaannya, baik itu sapi, babi maupun ayam. Arealnya agar dilengkapi dengan pagar dan ditutup dengan jaring sehingga lebih aman. Sementara anjing peliharaan diikat di dalam rumah. ”Untuk anjing liar, kami minta bantuan pemerintah daerah untuk melakukan eliminasi. Saya dengar di desa lain juga ada ternak warga yang jadi korban serupa,” tegasnya.

Baca juga:  Tiga Warga Digigit Anjing Positif Rabies

Camat Nusa Penida Komang Widyasa Putra mengaku masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah secepatnya. Misalnya, mengintensifkan eliminasi anjing liar. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *