Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga pada pembukaan Smesco Rembug Kopi Nasional 2019 di Jakarta, Jumat (20/9). (BP/son)

JAKARTA, BALIPOST.com – Untuk meningkatkan pemasaran kopi di kancah domestik dan internasional, Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan Smesco Rembug Kopi Nasional 2019 yang dibuka Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga di Jakarta, Jumat (20/9). Acara akan berlangsung hingga 22 September 2019.

Puspayoga mengatakan, Rembug Kopi Nasional ini merupakan ajang keempat kali yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM. Menurutnya, pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya pelaku usaha termasuk di sektor UKM perkopian untuk meningkatkan pemasaran produknya.

Menurutnya, pemerintah sudah menggulirkan berbagai terobosan kebijakan seperti pengurangan PPh UKM dari sebelumnya 1 persen menjadi hanya 0,5 persen. Kemudian menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari semula 22 persen menjadi 7 persen. Selain itu, menggratiskan biaya pembentukan badan hukum bagi UKM dan juga mengadakan berbagai pendampingan serta pelatihan. Program-program yang sudah digulirkan ini dimaksudkan agar daya saing dan produktivitas UKM nasional semakin meningkat.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru Masih Terus Bermunculan, Harus Ada Strategi Baru Ubah Laku Masyarakat

Oleh sebab itu, Puspayoga berharap pelaku usaha termasuk UKM di sektor kopi bisa memanfaatkan berbagai kesempatan yang diberikan pemerintah. “Itu yang kita lakukan, sekarang tinggal bagaimana UKMnya memanfaatkan program-program pemerintah. Seperti saat ini Smesco Rembug Kopi Nasional 2019. Ini empat tahun lalu saya buat. Sekarang sudah semakin bagus, bisa ekspor ke Amerika, Korea, dan sebentar lagi ke Eropa,” ujar Puspayoga.

Pembukaan Smesco Rembug Kopi Nasional 2019 disertai pelepasan ekspor produk kopi asal Bali ke Korea. Melalui acara ini diharapkan dapat semakin membuka pangsa pasar ekspor produk kopi nasional. Data dari Kementerian Perindustrian mencatat adanya tren peningkatan ekspor kopi. Pada 2016, ekspor kopi mencapai 145.000 ton atau senilai USD 428 juta, kemudian meningkat hingga 178.000 ton atau senilai USD487 juta tahun 2017.

Baca juga:  Sirop Praxion Distop Peredarannya

Pada 2018 terjadi lonjakan peningkatan ekspor hingga 21,49 persen atau 216.000 ton dengan peningkatan nilai 19,01 persen atau mencapai USD 580 juta. Diharapkan melalui berbagai event menjelang peringatan Hari Kopi Dunia, ekspor kopi tahun ini kembali meningkat.

Direktur Utama LLP-KUKM Emilia Suhaimi mengatakan, Indonesia sebagai salah satu negara produsen kopi terbesar dunia, memiliki aneka ragam kopi dengan rasa khas yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Begitu pula tradisi dan budaya minum kopi, yang beragam cara dan gaya menikmatinya yang berbeda sehingga menjadikan Indonesia semakin dikenal sebagai negerinya Kopi.

Baca juga:  Polri Tingkatkan Status Penanganan Kasus Roy Suryo

Melalui ajang ini, Emilia berharap bisa meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha di bidang perkopian. “Kita memiliki beraneka ragam jenis kopi termasuk di dalam cara menyajikannya. Kita harap Rembug Kopi Nasional 2019 ini bisa mensejahterakan dan mengangkat petani kopi kita,” pungkas Emilia.

Lisa Ayodhia selaku Panitia Pelaksana Smesco Rembug Kopi Nasional menambahkan, acara ini merupakan salah satu upaya mencari pemecahan masalah tantangan agribisnis komoditas kopi dari hulu ke hilir. Dengan begitu segala persoalan pada industri kopi dapat diselesaikan dan ekspor kopi bisa terus meningkat. “Kita imbau juga agar pelaku UKM bisa bersatu memajukan dunia perkopian Indonesia, peningkatan nilai tambah dan daya saing, serta dalam rangka promosi dan pemasaran kopi Indonesia,” tandasnya. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *