TABANAN, BALIPOST.com –  Mulai beroperasional per 1 Januari 2017, RS Nyitdah tidak terlalu banyak melayani pasien. Rata-rata pasien yang dilayani per hari adalah 4 hingga 5 pasien. Layanannya pun sebatas rawat jalan IRD. Keterbatasan layanan ini karena masih banyak kekurangan yang harus dipenuhi yaitu SDM dan peralatan.

Direktur RS Nyitdah, dr. Nyoman Wisnu Berata, Mkes., Kamis (2/3) mengatakan sambil memberikan pelayanan pihaknya sedikit demi sedikit menjalani proses untuk melengkapi peralatan dasar agar bisa membuka layanan poliklinik. Tahap awal agar bisa menjadi RS tipe C, harus ada layanan dasar seperti penyakit dalam, anak, obgyn dan bedah.

Baca juga:  Bali Darurat Lapangan Pekerjaan

Untuk itu pihak RS Nyitdah sudah mengajukan pengadaan alat dasar seperti alat laboratorium hematologi dan kimia klinik, mobil X-ray dan pencetakannya dan dental unit. “Untuk program jangka pendek ini kita siapkan peralatan agar setidaknya bisa membuka dua poliklinik yaitu penyakit dalam dan anak,” ujar Wisnu.

Diharapkan peralatan ini sudah bisa direalisasikan bulan Juni sehingga layanan bisa dibuka pada bulan Juli. Untuk SDM sendiri menurut Wisnu sudah siap dan akan segera bertugas jika peralatan sudah ada.

Selain memenuhi peralatan dan SDM, Wisnu melanjutkan saat ini juga sedang digodok mengenai pola tarif untuk RS tipe C. Saat ini dalam menerapkan tarif, RS Nyitdah masih menggunakan tarif Puskesmas. Dalam menentukan pola tarif memerlukan Perda. Sebab, Tabanan baru pertamakali ini memiliki RS tipe C. “Agar layanan bisa cepat selain menggodok perda, kami juga sedang menyiapkan perbub. Narasi draft nya sudah ada, ” jelas Wisnu.

Baca juga:  Sambut Wisatawan Timteng, SDM dan Infrastruktur Harus Disiapkan

Langkah ini diambil karena dalam mengurus perbub lebih cepat dibandingkan perda. Sehingga sambil menunggu perda diresmikan, pihak RS Nyitdah bisa menerapkan pola tarif berdasarkan perbub ini.

Untuk pasien sendiri yang datang ke RS Nyitdah kebanyakan adalah warga sekitar yaitu yang ditinggal diseputaran Desa Nyitdah Kediri. Mereka datang dengan keluhan penyakit kegawatdarutan seperti kecelakaan maupun sakit perut. Untuk pasien rawat inap saat ini RS Nyitdah memiliki 41 tempat tidur. Biasanya tempat tidur terisi jika tempat tidur di BRSUD Tabanan penuh. “Jadi RS Nyitdah merawat pasien rawat inap dari BRSUD. Dengan syarat seluruh pemeriksaan pasien dan penunjangnya sudah selesai dilakukan di BRSUD. Kami tinggal mengawasi dan melanjutkan,” papar Wisnu. (Wira Sanjiwani/Balipost)

Baca juga:  SDM, Investasi untuk Masa Depan Bali

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *