DENPASAR, BALIPOST.com – Dari potensi sumber air yang mencapai 7,55 miliar meter kubik/tahun yang berasal dari empat danau, 1.323 mata air, 391 sungai dan delapan Cekungan Air Tanah (CAT), Provinsi Bali hanya mampu mengelola 3,16 miliar meter kubik/tahun. Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang mencapai 3,72 miliar meter kubik/tahun, sehingga masih kekurangan kemampuan penyediaan.
Di samping mengalami permasalahan kuantitas air, Provinsi Bali juga mengalami permasalahan semakin menurunnya kualitas air dan kemampuan kontinyuitas penyediaannya untuk masyarakat. “Hal tersebut bisa dilihat dari berbagai pencemaran di tiga danau kita dan juga berbagai sungai di Bali,” ujar Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat membuka acara Symposium Suksma Bali dengan tema “Menyelamatkan dan Menjaga Keberlangsungan Air Bali” di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Denpasar, Kamis (17/10).
Untuk itu, Wagub yang akrab disapa Cok Ace ini mengajak segenap lapisan masyarakat untuk serius menjaga lingkungan dan kelestarian alam Bali, demi keberlangsungan hidup generasi berikutnya. “Mari kita gelorakan gerakan untuk kebersihan, seperti Gerakan Bali Resik Sampah Plastik, Gerakan Danau Lestari (Gendari), Aksi Program Kali Bersih (Prokasih), Aksi Perlindungan Mata Air (Permata) dan lain-lain secara berkesinambungan,” jelasnya.
Wagub Cok Ace menambahkan, pelibatan para pihak baik dengan instansi, masyarakat dan swasta sangat diperlukan. “Mari kita secara gotong royong melakukan konservasi sumber daya air, agar kadar sifat dan fungsinya senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai,” imbuhnya.
Di samping aksi dan gerakan peduli lingkungan tersebut, Wagub Cok Ace juga mengajak semua pihak untuk terus secara efisien dan bertanggung jawab menggunakan air. “Pada kawasan budidaya pertanian dan perkebunan agar menggunakan pupuk dan pestisida secara bijaksana dan ramah lingkungan agar limbahnya tidak mencemari danau, sungai dan mata air,” tandasnya.
Ia menyatakan jika usaha tersebut sangat sesuai dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali menjaga Bumi Bali beserta isinya.
Sementara itu, Ketua Panitia Symposium IGAN Dharma Suyasa menyatakan Suksma Bali merupakan event besar tahunan yang tahun ini telah menginjak tahun kedua penyelenggaraan. Ia menambahkan, tujuan utama dari pelaksanaan Suksma Bali adalah sebuah sikap rasa terima kasih serta kebanggaan dan kecintaan para pelaku pariwisata kepada Ibu Pertiwi. “Di sini kita ingin mempersembahkan rasa syukur kepada Bali dengan usaha-usaha pelestarian dan menjaga kelestarian alam Bali,” ujarnya.
Hal tersebut, lanjutnya, sudah dilakukan dengan berbagai upaya stakeholder dalam memerangi sampah plastik sekali pakai melalui kegiatan Bali Resik Sampah Plastik. “Di sini saya juga sangat mengapresiasi Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster yang telah menerbitkan Pergub 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai,” jelasnya.
Ia juga berharap, melalui kegiatan ini stakeholder terkait bisa menjadi lokomotif dalam menggerakkan upaya pelestarian lingkungan secara kontinyuitas dan berkelanjutan dengan berbasis karakter.
Sementara mengenai acara symposium yang bertajuk “Menyelamatkan dan Menjaga Keberlangsungan Air Bali,” ia mengaku telah mengundang praktisi baik dari praktisi lingkungan, pariwisata serta stakeholder terkait untuk menjadi pembicara. “Saya ingin kita berkumpul di sini, serta berdiskusi memberikan pandangan dan arahan terkait keadaan air kita, serta mengatasi permasalahan air di Bali,” tandasnya. (kmb/balipost)