DENPASAR, BALIPOST.com – Produk Spa yang dihasilkan industri kecil dan menengah (IKM) Bali ternyata sudah ada yang diekspor. Sayangnya, pelaku IKM produk Spa ini tidak langsung mencicipi keuntungan ekspor, sebab produknya kebanyakan dikirim melalui pihak ke tiga dan ”Undername”.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Astawa menyayangkan ekspor produk Spa yang masih banyak dilakukan dengan ‘Undername’. Ia mengakui kondisi ini terjadi karena orang Bali belum begitu memahami lika-liku ekspor, seperti cara bertransaksi, pembayaran, sampai pengurusan dokumen dan syarat ekspor lainnya. ”Saya akui dalam hal lika-liku ekspor pelaku IKM kita masih lemah. Makanya masih banyak ekspor yang menggunakan ‘undername’ dan tidak bisa langsung ke negara tujuan,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Untuk produk Spa yang dihasilkan IKM Bali, sebenarnya sudah ada yang dieskpor ke sejumlah negara, seperti Singapura, Afrika, Australia dan Hongkong. Barang yang diekspor ini biasanya dibeli dulu oleh pihak ke tiga yang kemudian mengirimkannya ke negara tujuan ekspor.
Akibatnya, pelaku IKM untuk produk Spa di Bali tidak bersentuhan langsung dengan negara tujuan ekspor. Diharapkan kedepannya IKM ini bisa dipertemukan dengan calon buyer dari luar negeri.
Agar bisa mencapai tujuan ini, tentunya IKM perlu dilatih dulu mulai dari cara produksi dan marketing yang bagus. “Saya kira mungkin sekali waktu kita perlu gelar pameran khusus untuk produk kosmetik. Dengan begitu produk kosmetik produksi IKM Bali lebih dikenal luas,” sebutnya.
Dari segi bahan baku, menurut Astawa, Bali tidak kekurangan. “Misalnya kapulaga yang merupakan bahan baku parfum yang terbaik, kita punya banyak sekali. Bahan lainnya seperti pegagan, lidah buaya dan sebagainya sangat mudah didapat,” katanya.
Dalam memajukan industri kosmetik di Bali, menurut Astawa, pemerintah melalui kelompok ahli pembangunan sudah membuatkan peta jalan untuk mempermudah para IKM dalam membesarkan usaha bahkan bisa menuju ekspor. “Melalui inkubator bisnis yang sudah mulai berkembang, saya harap hal tersebut dapat segera terwujud. Untuk meningkatkan kesejahteraan para pelaku IKM di Bali,” ujar Astawa. (Wira Sanjiwani/balipost)