SINGARAJA, BALIPOST.com – Kapasitas energi listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, mendapat perhatian serius Gubernur Bali Wayan Koster. PT General Energy Bali (GEB) dan patner bisnisnya diminta secara bertahap mengalihkan penggunaan bahan bakar dari batu bara ke gas. Alasannya, pemakaian gas dalam industri energi listrik lebih ramah lingkungan dan biayanya murah.
Hal itu disampaikan Gubernur Wayan Koster saat melakukan kunjungan ke Buleleng akhir pekan lalu. Didampingi Wakil Bupati dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG, dan Sekkab Buleleng Ir. Dewa Ketut Puspaka, M.P., Koster menyatakan, sejak mulai menjabat di periode pertama, pihaknya mengedepankan industri listrik dengan konsep clean energy. Sejalan dengan itu, investor pengembangan dan pembangunan pembangkit baru dituntut memakai bahan bakar ramah lingkungan.
Terkait pengembangan kapasitas PLTU Celukan Bawang sebesar 700 mega watt (MW), Gubernur Bali secara tegas minta pihak investor menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. PT GEB dan patner bisnisnya yang sekarang memakai batu bara, secara bertahap diinstruksikan menggantinya dengan gas. “Saya sudah minta perusahaan PLTU yang mengembangkan kapasitasnya memakai gas. Termasuk dalam pengoperasian tahap pertama yang menggunakan batu bara, secara bertahap dimasukkan dalam sistem pembangkit berbahan gas,” ujarnya.
Ia menuntut memakai gas karena bahan bakar ini secara perhitungan bisnis harganya lebih murah dibandingkan bahan bakar lain. Pembangkit yang menggunakan gas telah terbukti lebih ramah lingkungan, sehingga investasi bidang energi listrik ini tidak memicu konflik di masyarakat.
Keinginan PLTU menggunakan gas sudah disampaikan kepada pihak investor. Jika keinginan itu tidak dituruti, Gubernur Bali berjanji tidak akan main-main dan mencabut izin usahanya. “Biar udaranya bersih dan sejalan dengan komitmen kita menyediakan energi listrik dengan cara clean energy. PLN juga sudah saya beri tahu agar pembangkit tidak menggunakan batu bara, tapi gas karena lebih murah,” paparnya.
Menurut Koster, pengembangan kapasitas PLTU tahap dua memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan listrik di Bali karena tanpa harus tergantung pasokan listrik dari Jawa. Pengembangan sebesar 700 MW itu akan mengantarkan Bali mandiri energi pada 20 tahun ke depan. “Pertumbuhan energi di Bali rata-rata 6,5 persen per tahun kita harapkan terpenuhi dengan pengembangan PLTU tahap dua,” tandasnya. (Mudiarta/balipost)