AMLAPURA, BALIPOST.com – I Nengah Husen (15) asal Banjar Darma Karya, Desa Bungaya, Karangasem ditemukan tak bernyawa. Remaja yang masih menempuh pendidikan sebagai siswa di SMKN 1 Abang itu, tergeletak di halaman rumahnya dengan leher tersayat golok.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada Minggu (27/10) sekitar pukul 20.00 Wita, korban sedang menonton televisi. Karena sudah malam, ibu korban, Ni Luh Merta, menyuruh korban tidur.
Korban langsung masuk ke dalam kamar bersama kakaknya I Made Samudra sambil mendengarkan musik menggunakan headset. Setelah itu ibu korban juga masuk kamar untuk tidur.
Sementara ayah korban, I Nengah Sudana, berada di luar karena ada acara melayat. Sekitar pukul 22.00 Wita, ayah korban pulang ke rumah.
Betapa kagetnya, ayah korban melihat putranya sudah tergeletak di halaman rumah dalam posisi telungkup. Di kepalanya headset masih menempel dan HPnya berada tak jauh dari korban.
Awalnya ayah korban, menduga kalau korban pingsan akibat muntah darah. Sebab setelah diangkat terdapat banyak darah yang berlumuran di tubuhnya.
Melihat itu, ayah korban langsung memanggil istrinya dan anaknya yang masih tidur. Karena melihat ada sebilah golok di samping korban, orang tua korban berusaha mengecek secara teliti tubuh korban.
Setelah dicek, orang tua korban melihat ada luka sayatan pada leher korban. Korban sudah dinyatakan meninggal dunia.
Kakak korban, Samudra, menuturkan, kalau dirinya sama sekali tidak mengetahui kejadian itu. Sebab, ia sudah tertidur. Begitu juga dengan ibunya.
Ia yang satu kamar dengan adiknya tidak ia tahu kapan sang adik ke luar kamar. “Saya tidak tahu pasti kejadiannya. Karena saya dan ibu sudah tidur. Sedangkan bapak ke luar rumah karena ada acara melayat. Saya tahu kejadian, setelah bapak pulang dari melayat dan memanggil-manggil saya sama ibu,” ucapnya.
Kapolsek Bebandem AKP, I Wayan Sukatita menjelaskan, untuk penyebab kematian korban, masih menunggu autopsi di RSUP Sanglah Denpasar. “Jenasah sekarang masih di RSUD Karangasem dititipkan. Akan dibawa ke Denpasar,” katanya. (Eka Parananda/balipost)