Facebook. (BP/AFP)

NEGARA, BALIPOST.com – Gara-gara unggahan foto di status media sosial (medsos) Facebook, antartetangga dalam satu banjar di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo ribut. Foto yang menjadi pemicu ketidakterimaan warga ini adalah foto ibu dan anak saat sedang mandi di sungai bertelanjang dada.

Kejadian ini sempat dimediasi di Banjar bahkan tingkat Desa, Senin (28/10), namun masih buntu. Pihak keluarga korban merasa tidak terima dengan unggahan foto semi telanjang tersebut.

Dari informasi yang dihimpun perselisihan antarwarga ini bermula saat foto yang diunggah pelaku, ES, di akun medsos pribadinya akhir pekan lalu. Dalam foto sungai tersebut terdapat dua wanita sedang posisi mandi.

Baca juga:  Gedung KIA RSUP Ngoerah Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

Lantaran posisi mandi, kedua perempuan yang berstatus ibu dan anak itu nampak bertelanjang dada. Beberapa jam setelah foto tersebut terpampang di akun medsos ES, warga yang kebetulan melihat langsung mengetahui termasuk keluarga korban.

Kendatipun dalam foto tersebut muka keduanya, NM (50) dan Ag (30) yang bertelanjang dada ditutup. Tetapi di bagian tubuh yang separuh bugil itu tetap terlihat. Hal inilah yang memicu pihak keluarga korban tidak terima.

Baca juga:  Direkonstruksi, Terungkap Penganiayaan Berujung Tewasnya Sri Widayu

Permasalahan ini sempat dimediasi klian Banjar, namun pihak kerabat korban tetap tak terima dan akhirnya dilanjutkan mediasi ke desa. Meskipun status dalam medsos yang memuat foto itu sudah dihapus.

Tetapi foto tersebut sudah tersebar luas.  Dari mediasi yang dilakukan Senin (28/10) di desa melibatkan Kepala Desa dan Bhabinkamtibmas, persoalan ini masih belum menemui titik temu. Pihak keluarga korban tetap meminta melanjutkan ke jalur hukum.

Baca juga:  Dipicu Masalah Ini, Ibu dan Anak Ditebas

Kepala Desa Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Putu Ediana dikonfirmasi membenarkan sempat ada mediasi terkait persoalan tentang unggahan foto orang mandi tersebut. Desa sudah berupaya agar saling memaafkan, tetapi pihak korban tetap merasa tidak terima. “Sudah kita upayakan damai disini, tetapi masih ada ganjalan dari pihak keluarga korban,” terangnya.

Dalam setiap pertemuan, Desa sejatinya sudah mewanti-wanti kepada masyarakat supaya bijak dalam berinteraksi di sosial media (sosmed). Tetapi diakuinya banyak yang masih belum bisa mengontrol mengunggah hal-hal pribadi yang semestinya tidak pantas. (kmb26)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *