kintamani
Ilustrasi. (BP/dok)
BANGLI, BALIPOST.com – Beberapa desa di Kecamatan Kintamani digoyang gempa bumi sejak beberapa hari terakhir. Meski tidak berdampak pada adanya kerusakan bangunan infrastruktur maupun rumah penduduk, namun gempa berskala kecil yang terjadi berturut-turut tersebut cukup membuat sejumlah warga resah.

Informasi yang dihimpun, Jumat (19/5) menyebutkan, gempa bumi dirasakan terjadi di beberapa desa di Kintamani diantaranya Desa Kutuh, Siakin dan Subaya. Dalam sehari, getaran gempa dirasakan warga hingga beberapa kali.

Perbekel Desa Kutuh Wayan Pasek mengatakan gempa bumi dirasakan warga di desanya mulai sekitar tanggal 10 Mei lalu. Meski getaran gempa dirasakan cukup kecil, namun gempa yang melanda wilayah desanya cukup membuat sejumlah warganya resah. Pasalnya gempa terjadi berkali-kali dalam sehari. Pada kali pertama, getaran gempa dirasakan terjadi sebanyak empat kali, enam kali pada hari kedua dan tiga kali pada Kamis (18/5). “Setiap hari ada saja gempa. Kemarin malam terjadi tiga kali gempa,” ujarnya.

Baca juga:  Jika Restrukturisasi Tak Diperpanjang, Perbankan dan Pelaku Usaha Sama-sama Susah

Sejauh ini, Pasek mengatakan dampak gempa tidak sampai merusak bangunan infrastruktur public maupun rumah penduduk. Hanya, gempa yang terjadi berturut-turut itu membuat sejumlah warganya dirundung rasa cemas.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli I Wayan Karmawan saat dikonfirmasi kemarin mengakui bahwa getaran gempa dirasakan warga di beberapa desa di Kintamani. Getaran gempa di Kintamani, kata dia merupakan pengaruh dari gempa bumi yang terjadi di Desa Tejakula Buleleng.

Baca juga:  Penuhi Syarat Permodalan, BPR Diminta Buat "Action Plan"

Sebagaimana data rekapan terakhir yang dimilikinya, gempa bumi di wilayah Bangli terjadi pada tanggal 14-15 Mei lalu. Pada tanggal 14 Mei gempa tercatat terjadi sekitar pukul 23.48 wita. Gempa kala itu berkekuatan 3,4 SR dengan pusat gempa berada di 28 KM barat laut Karangasem.

Selajutnya pada tanggal 15 Mei, gempa tercatat terjadi sebanyak tujuh kali pada pukul 01.29 wita, 02.00 wita, 06.53 wita, 07.35 wita, 07.56 wita, 11.54 wita, dan 13.07 wita. Gempa dengan kekuatan sekitar 2,4 -3,7 SR tersebut semuanya berpusat di barat laut Karangasem.

Terkait adanya gempa yang dirasakan warga di beberapa desa di Kintamani tersebut, Karmawan mengaku sudah sempat turun langsung ke salah satu desa yakni Kutuh. Atas permintaan Perbekel setempat, dalam kunjungannya tersebut pihaknya memberikan imbauan kepada seluruh warga untuk tidak resah berlebih serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas kebenarannya terkait dampak gempa di Tejakula. “Kita imbau warga untuk selalu waspada. Tapi jangan resah berlebih,” terangnya.

Baca juga:  Di Bali, Usia Muda Terbanyak Tertular COVID-19

Sebagaimana pres rilis BMKG Wilayah III Denpasar, Karmawan mengatakan bahwa gempa bumi teknonik belum bisa diprediksi secara ilmiah dengan baik. Untuk itu dihimpau kepada masyarakat agar tetap tenang untuk tidak menanggapi isu yang beredar terkait adanya gempa bumi tersebut. Mengingat dari sekian kali isu yang meresahkan tidak ada satupun yang terbukti masyarakat diminta untuk tidak menghiraukan isu-isu yang berkembang selanjutnya. (dayu rina/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *