LAMPUNG, BALIPOST.com – Kabupaten Lampung Tengah tercatat memiliki umat Hindu terbanyak di Provinsi Lampung. Umat Hindu tersebar pada 23 dari total 28 kecamatan di Lampung Tengah.

Mayoritas merupakan umat Hindu Bali, sisanya umat Hindu Jawa yang berada di 9 kecamatan. Jumlah keseluruhan mencapai 18 ribu KK atau sekitar 100 ribu jiwa.

“Secara umum, umat Hindu yang ada di Lampung ini tidak jauh beda dengan umat Hindu di Bali. Baik itu pelinggih maupun kawitannya. Bahkan di sini sudah berdiri dua Paiketan, yaitu Paiketan Pasek dan Paiketan Sira Arya,” ungkap Ketua PHDI Lampung Tengah, Drh. I Ketut Suwendra, MM saat menerima rombongan Kegiatan Media Informasi Pembangunan (Presstour) Luar Daerah Tahap III Pemprov Bali di kantor PHDI setempat, Selasa (19/11).

Menurut Suwendra, umat Hindu setempat juga pernah menghadapi persoalan terkait tingginya biaya upakara. Misalnya untuk ngaben, tak jarang umat sampai menjual asetnya setelah upacara.

Baca juga:  Sambut Nyepi Di Lamongan, Umat Hindu Juga Siapkan Ogoh-ogoh

Sebab, mereka berpandangan bahwa upacara yang terbaik adalah utamaning utama. Menyikapi hal ini, pihaknya lantas melaksanakan Pasraman bagi pemangku, serati, dan adat.

Dengan adanya Pasraman ini, muncul pemahaman tentang sembilan tingkatan upacara sehingga bisa disesuaikan dengan ekonomi umat. Salah satunya pernah menggelar upacara ngaben massal dengan biaya Rp 500 ribu per orang. “Jadi, umat tidak hanya mengejar tingkatan yang paling utama (utamaning utama, red),” jelasnya.

Walaupun umat Hindu-nya terbanyak, Suwendra menyebut di Lampung Tengah justru minim buku-buku agama Hindu. Setiap tahunnya hanya ada bantuan 20 buku saja. Terutama buku pelajaran agama Hindu bagi anak-anak didik dari tingkat SD, SMP, hingga SMA.

Masalah di bidang pendidikan ini bahkan tidak sebatas terjadi di Lampung Tengah. Padahal, anak-anak membutuhkan buku ajar yang jelas tentang pendidikan agama Hindu.

Pihaknya sudah bersurat dan melakukan komunikasi dengan Dirjen Bimas Hindu dan PHDI Pusat, namun belum ada jawaban. “Kadang-kadang 1 buku untuk 1 kelas dan akhirnya difotokopi. Ternyata bahan ajar ini juga ada perubahan-perubahan, kadang tidak sampai di bawah sehingga ketika anak-anak ujian, tidak sesuai antara soal dengan yang dipelajari,” paparnya.

Baca juga:  Nyepi dan Bulan Puasa, Ujian Mengendalikan Diri

Suwendra menambahkan, jumlah guru agama Hindu PNS juga masih kurang dan banyak yang honor. Sekarang ada 134 guru agama Hindu PNS yang tahun ini puluhan diantaranya akan pensiun.

Sedangkan guru honor jumlahnya mencapai sekitar tiga kali lipat guru PNS. Mereka harus mengajar sekitar 20 ribuan siswa Hindu dari tingkat SD, SMP, dan SMA. “Data terakhir, kita membutuhkan lebih dari 30 guru agama lagi. Tapi tahun ini formasi CPNS cuma ada 1 untuk Lampung Tengah,” imbuhnya.

Di tengah keterbatasan yang ada, Suwendra berharap umat Hindu di Lampung Tengah tetap menjaga persatuan dan menjalin komunikasi yang baik. Apalagi, Lampung Tengah merupakan barometer kerukunan umat beragama di Provinsi Lampung.

Baca juga:  Baru Dibuka Usai Nyepi, Begini Kondisi di Pelabuhan Ketapang

Dibuktikan dengan pecalang setempat yang ikut menjaga perayaan Idul Fitri atau Natal. Saat umat Hindu melaksanakan upacara seperti Melasti, giliran umat agama lain membantu mengamankan.

Sementara itu, rombongan Kegiatan Media Informasi Pembangunan (Presstour) Luar Daerah Tahap III Pemprov Bali dipimpin oleh Asisten Administrasi Umum I Wayan Suarjana dan didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali A.A Oka Sutha Diana. Menurut Suarjana, pemberian bantuan oleh Pemprov Bali kepada warga Bali di provinsi lain dimungkinkan dalam Permendagri.

Terlebih, Gubernur Bali memiliki komitmen yang kuat untuk melestarikan adat dan budaya. Namun pemberian bantuan tetap harus mengikuti mekanisme seperti pengajuan proposal.

“Kita perlu mempertahankan jati diri bahwa orang Bali itu dimana-mana bisa dikenal, bisa membawa diri dengan baik dan bisa diterima,” ujarnya.

Kunjungan ke PHDI Kabupaten Lampung Tengah ditutup dengan persembahyangan bersama di Pura Jagat Karana Seputih Raman. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *