MANGUPURA, BALIPOST.com – Jika dibandingkan dengan jumlah pengajuan extra flight pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebelumnya, di tahun ini terjadi penurunan yang cukup drastis, yakni mencapai 108 persen. Di tahun ini, ada sebanyak 367 pengajuan extra flight dan mampu mengakomodir 76 ribu kursi.

Kondisi ini menurun drastis dibanding pengajuan extra flight tahun lalu mencapai 765 penerbangan, mengakomodasi sekitar 145 ribu kursi. Menurut General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado, terkait pengajuan tambahan penerbangan atau extra flight, tercatat sebanyak 6 maskapai nasional dan internasional telah mengajukan permohonan.

Baca juga:  Faskes Jadi Klaster COVID-19, Nakes Diingatkan Lebih Waspada!!

Hingga Kamis (19/12) pihaknya telah menyetujui permohonan extra flight sebanyak 367 penerbangan dari 6 maskapai. Diantaranya, AirAsia, Garuda Indonesia, Malindo Air, Korean Air, Lion Air, dan Citilink.

Dari extra flight tersebut, rute dari dan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta mendominasi dengan jumlah total sebanyak 351 penerbangan, atau lebih dari 95% dari total pengajuan extra flight. Sedangkan sisanya adalah rute dari dan ke Kuala Lumpur dengan 6 penerbangan, Brisbane dengan 6 penerbangan, serta Incheon dengan 4 penerbangan. “Memang di pelaksanaan kali ini, permohonan extra flight turun cukup drastis,” katanya disela pembukaan Posko Angkutan Terpadu Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Kamis (19/12).

Baca juga:  SHOF 2018 Digelar Saat Ngembak Geni, Jalur Sesetan akan Ditutup

Sementara Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Elfi Amir, menyatakan, secara nasional, angka penumpang pesawat udara memang mengalami penurunan. Prediksi secara nasional kata dia, berdasarkan data yang ada saat ini, diperkirakan akan terjadi penurunan sekitar 8,4 persen skala nasional. Namun menurutnya, untuk di Bali dikatakan tetap cenderung stabil. “Kita tetap optimis untuk pertumbuhan jumlah pesawat dan penumpang di Bali akan tetap stabil,” terangnya.

Baca juga:  Puluhan Pengungsi Dilatih Menganyam Bambu

Pihaknya memprediski, puncak arus datang diperkirakan akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2019, dan arus balik tanggal 5 Januari 2020. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *