DENPASAR, BALIPOST.com – Sebagian besar masyarakat belum paham risiko kanker. Sebab sekitar 80 persen penderita kanker dirujuk ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini jelas merupakan fenomena yang tidak boleh dibiarkan terus berlangsung.
Sebab di stadium lanjut, pengobatan kanker membutuhkan biaya besar dengan potensi kesembuhan rendah. Maka dari itu, di era JKN dengan sistem rujukan berjenjang, fungsi fasilitas kesehatan (faskes) primer untuk mendeteksi dini kanker pada stadium dini perlu dioptimalkan.
Kepala Instalasi Kanker Terpadu RSUP Sanglah dr. I Wayan Sudarsa, SpB. KOnk, Jumat (20/12), mengatakan untuk mendeteksi dini kanker pada stadium awal maka dokter umumlah yang paling berperan. Sebab saat ini kebanyakan pasien tersaring di faskes primer.
Dokter umum memerlukan pembaharuan informasi mengenai tata cara penanganan dan deteksi dini kasus kanker solid atau padat. Dijelaskan Sudarsa, kebanyakan kasus kanker adalah kanker solid seperti kanker payurdara, nasofaring, otak, usus besar, ginjal sampai paru.
Dengan pengetahuan mutakhir mengenai penatalaksanaan awal kanker solid, diharapkan para dokter umum yang bertugas di faskes primer dapat mendeteksi kasus kanker solid. Jika dideteksi dini maka pasien akan lebih cepat mendapatkan pengobatan dan tingkat kesembuhan juga semakin tinggi.
Dokter umum juga diharapkan mampu memberikan penyuluhan mengenai cara pencegahan kanker kepada masyarakat. Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan angka penderita kanker dapat ditekan seminimal mungkin. (Wira Sanjiwani/balipost)