DENPASAR, BALIPOST.com – Gedung Sekolah Dasar di Kota Denpasar banyak yang berusia tua. SD Inpres tersebut dibangun pada tahun 1975-1980. Seperti gedung SD 13 dan 23 Pemecutan Kelod, Denbar. Oleh karena itu, diperlukan peremajaan atau pergantian total bangunan sekolah tersebut.
Anggota DPRD Denpasar Drs. Wayan Duaja menyatakan hal itu, Senin (23/12). Menurutnya, sejumlah sekolah yang dibangun pada masa inpres tersebut sudah mendesak untuk diperbaiki. Apalagi kini jumlah siswa terus meningkat. “Mohon kiranya Disdikpora lebih banyak lagi menganggarkan biaya perbaikan Sekolah dasar yang masih tersisa,” kata politisi Golkar ini.
Menurut Kepala Disdikpora Denpasar Wayan Gunawan, perbaikan sekolah dengan pola membangun gedung baru akan terus dilakukan pada 2020 mendatang. Sedikitnya 10 sekolah akan menjadi prioritas untuk ditangani. Besaran anggaran nanti baru diketahui setelah disahkan.
Saat ini sedang dilakukan pembahasan lebih lanjut. Kurang lebih 10 gedung sekolah baru yang akan dibangun tersebar di empat kecamatan. Namun, data ini belum bersifat final, karena masih dalam tahap pengusulan. “Ini baru dalam bentuk usulan, kalau data pastinya setelah APBD ditetapkan,” jelasnya.
Tahun 2019 ini 13 gedung SD di Denpasar mendapat perbaikan yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Di antaranya SDN 9 Sumerta, SDN 1 Penatih dan SDN 3 Peguyangan.
Pembangunan SDN 9 Sumerta dilaksanakan oleh PT Megatama Perkasa dengan nilai kontrak Rp 1,4 miliar lebih. Pembangunan gedung SDN 1 Penatih dikerjakan oleh CV Tenaga Inti dengan nilai kontrak Rp 2,4 miliar lebih. Pembangunan SDN 3 Peguyangan dilaksanakan oleh CV Karya Alam Semesta dengan nilai kontrak Rp 1,5 miliar lebih.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Denpasar Nyoman Ngurah Jimmy Sidarta menyebut semua proyek pembangunan SD yang digarap tahun ini sudah rampung dan tinggal diupacarai. “Tidak ada yang terlambat,” ungkapnya ditemui di sela-sela peninjauan gedung Balai Budaya di Lumintang. (Asmara Putra/balipost)